Showing posts with label Sastra Sasak. Show all posts
Showing posts with label Sastra Sasak. Show all posts

Tuesday, May 14, 2013

Tembang Sasak

0 comments

A. Macam Tembang
Mengenai tembang-tembang Sasak menggunakan tembang yang sudah pakem, yaitu bersumber dari tembang ciptaan para Wali. Perhatikanlah tembang Dangdang Gule berikut ini :
  1. Tembang sinom awit karye dining Sunan Giri ( I )
  2. Dangdang Gule saking Sunan Bonang (a)
  3. Tembang Maskumambang Sunan Prapen (e/o)
  4. Asmarandane saking Sunan Kudus (u)
  5. Tembang Durme saking Sunan Gunung Jati(i)
  6. Tembang Kinanti Sunan Dradjat (a)
  7. Sunan Kalijaga puh tembang pangkur (u)
  8. Karye pujangge pare Wali Allah (a)
  9. Sedayane saking pulau Tanah Jawi.(i)
  10. Karye tulis amal ugame (e)
B. Perbedaan Masing-Masing Tembang
Banyak baris tembang Dangdang Gule adalah 10 baris dalam sebait, Sinom 9 baris dalam sebait, Durme 7 baris dalam sebait, Asmarandana 7 baris dalam sebait, Pangkur 7 baris dalam sebait, Maskumambang 4 baris dalam sebait. Sebagian besar naskah kuno yang ada di Lombok ditulis dalam bentuk tembang-tembang.Untuk memperoleh gambaran yang jelas, selanjutnya disampaikan garis besar cerita-cerita yang berkembang di Gumi Sasak.
C. Suku Kata dan Sajak pada Tembang
Perhatikan suku kata dan sajak dalam setiap tembang yang pakem di Lombok pada contoh berikut ini :
1.     Contoh Sinom  
Jumlah barisnya dalam sebait adalah 9
Tabeq pade warge sanak    (  a ),                        banyak suku katanya = 8
Wayah anom bini laki    ( i)                                    banyak suku katanya = 8
Tecobaq berajah ngarang ( a)                             banyak suku katanya = 8
Jari pekedekan biwih (i)                                         banyak suku katanya = 8
Poroq nganggur ngantih 1nasik ( I)                   banyak suku katanya = 8
To leq pondok karang suwung ( u)                      banyak suku katanya = 8
Sedek turun leq karye ( a)                                        banyak suku katanya = 8
Gustino melebon manik ( I)                                      banyak suku katanya = 8
Leq Selase pelebon dane Gusti Nyoman (a)      banyak suku katanya = 13
2.     Contoh Tembang Maskumambang
Jumlah barisnya dalam sebait adalah  4
Neneq bini no bemanik sampiqne nangis (i)         banyak suku katanya = 12
Aduh Na’ Rangde Sanyoman (a)                                banyak suku katanya = 8
Alur jari pengiling- iling (i)                                          banyak suku katanya = 9
Sangku mate laun jemaq (a )                                       banyak suku katanya = 8
3.     Contoh tembang pangkur
Jumlah barisnya dalam sebait adalah 7
Mangsah raje daru dirham ( a )                                 banyak suku katanya = 9
Nateng saldum nitih gajah ngaprihi (i)                   banyak suku katanya = 11
Sarwi hangagem salukun  ( u )                                    banyak suku katanya = 8
Prapte hayun-ayunan (a)                                                banyak suku katanya = 7
Hangling sugal eh sape ran mu ratu  (u)        banyak suku katanya = 11
Sumahur suratis daham  ( a)                                         banyak suku katanya = 8
Hingsun raje hing surati ( I)                                         banyak suku katanya = 8
4.     Contoh Tembang Dangdang Gule
Jumlah barisnya dalam sebait adalah 10
Sireping wayahe kang wengi (i)                             banyak suku katanya = 9
Dian kekalih marepeki kite (a)                                banyak suku katanya =11
Ki humarmaye nulye hage (i/o)                            banyak suku katanya = 8
Malungpating jero rawuh (u)                                  banyak suku katanya = 7
Nguncalaken pendarat nuli (i)                                banyak suku katanya = 9
Marang jawining kite (a)                                            banyak suku katanya = 7
Wong menak hagapuh (u)                                          banyak suku katanya = 6
Nyandak pendarat rinembat (a)                             banyak suku katanya = 8
Prapting inggil melorot wus prapting siti (i)     banyak suku katanya = 12
Lajeng sami lalampah (a)                                           banyak suku katanya = 7
_________________________________________________________________________
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas IV oleh H. Sudirman dkk.
read more

Lelakaq

0 comments


Lelakaq adalah  salah satu bentuk karya sastra lama yang terdiri atas empat baris dalam tiap bait. Lelakaq sama dengan pantun tempat persamaannya adalah sama sama terdiri atas empat baris tiap bait, ada sampiran dan ada isi, sama sama bersajak ab ab, atau aa aa. Dikatakan lelakaq karena waktu membacanya menggunakan irama sehingga kedengaran indah dan syahdu. Dalam penggunaannya lelakaq biasanya digunakan oleh masyarakat Gumi Sasak untuk menyampaikan nasehat dan perasaan  dengan cara di lagukan.
Contoh lelakaq.
  1. Belayang leq tembere
              Selamet kao siq tetolang
              Sembahyang ndeq de mele
               Sanget laoq siq dejogang
 2.  Ape awis lek lendang mujur
       Kayuq jarak jari lambah bara
       Sai juaq penganaq kepeng
       Jari baraq api nerake
 3.  Anaq sampi gulah lambah
      Lelayang betali rope
Kanak ngaji si sembah Allah
Sembahyang paroan dose
4. Ape awis lek lendang mujur
Awis pandan lek bebandeng
Ape  tangis lek dalem kubur
Tangis amal ndeq bau dateng.
Mari kita  bandingkan lelakaq diatas dengan pantun yang ditulis dalam bahasa  Indonesia.
Contoh pantun.
1. Berburu ke padang datar
    Dapat rusa belang kaki
    Berguru kepalang ajar
    Bagai bunga kembang tak jadi
2.  Buah limau dari Sekaroh
Mengail ikan di pinggir kali
Rajin- rajinlah bersekolah
Agar jangan menyesal nanti.
Dimanakah letak beda antara Lelakaq dengan pantun ,Jika dilihat dari jumlah baris setiap bait dan bentuk isinya maka lelakaq dan pantun itu tidak ada bedanya oleh karena itu lelakaq sama dengan pantun.
_________________________________________________________________________
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas IV oleh H. Sudirman dkk.
read more

Pribahasa Sasak (Sesenggak)

0 comments

Sesenggak atau dalam behasa indonesianya Pribahasa. Pribahasa adalah kata kiasan yang mengandung makna tersembunyi. Pribahasa juga merupakan ungkapan yang terbuat dari kalimat ringkas dan padat, yang berisikan perbandingan, perumpamaan, sindiran, dan nasehat.
Berikut adalah pribahasa yang sering diungkapkan oleh masyarakat sasak.
  1. Aiq nyereng, Tanjung tilah, Empaq bau
  2. Alus, Alus taih jaran
  3. Bantel tolang endaraq isi
  4. Banteng belaga jerami rebaq
  5. Bau besi bau asaq
  6. Bergantung leq bulu seurat
  7. Cengiq doang maraq komak siong
  8. Kalah-kalah sokta menang
  9. Telinga lendong mata tambah
  10. Manis-manis tanduran gunung
  11. Manis-manis buak ara, Pedis pait rasan nasiq
  12. Manuq mate beromboq  taroq
  13. Maraq anak manuk ngenangne leq inana
  14. Maraq batu lawan teloq
  15. Maraq bembeq takut aiq
  16. Maraq jaren ngaken bandana
  17. Maraq manuq bayar awis
  18. Maraq miong minte begang
  19. Maraq sampi lepas
  20. Maraq sawaq wah memelot
  21. Yakna toang langit bedah
  22. No nangentut no nanai
  23. Nyenyuit leq jarem
  24. Belagaq-lagaq lekong belak
  25. Peta hati ilang kemulan
  26. Romboq-romboq lek paeq
  27. Jari-jari menik bekerem
  28. Semakanta ngajar betok ngoncer
  29. Semakanta yorong montor mate
  30. Taloante menang perasaq
rytrtrtr
1.    Aiq nyereng, Tunjung tilah, Empaq bau
a. Arti harfiah : nggambarang dengan bersifat adil
b. Terjemahan bebas : air tetap jernih, teratai tetap utuh dan ikan pun tertangkap.
c. Makna :
Pribahasa ini mengandung makna dalam sebuah keputusan haruslah diambil dengan adil dan bijaksana sehingga tidak merugikan pihak manapun juga. Makna digambarkan dengan keadaan sebuah kolam yang berkomponen air, teratai, dan ikan.
Air yang tetap jernih melambangkan ketenangan, teratai utuh bermakna tidak adanya kerusakan karena keributan, dan ikan tertangkap melambangkan keberhasilan yang diperoleh, dalam hal ini berupa keputusan yang diterapkan dari hasil musyawarah. Keputusan yang diambil dengan biijaksana akan memuaskan semua orang. Dengan demikian keributan tidak akan terjadi dan tidak akan ada yang merasa dirugikan. Pribahasa ini biasanya digunakan oleh orang tua pada saat bermusyawarah.
Dalam pribahasa ini, terkandung nilai pendidikan yang sangat berharga yakni kebijaksanaan, kedamaian dalam mencapai tujuan manusia yang berbudi. Dengan demikian nilia pendidikan ini sajalah dengan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kwalitas manusia Indonesia yaitu manusia yang berbudi pekerti yang luhur.
2.       Alus-alus tain jaran
a. Arti harfiah : bagus luar seda dalem
b. Terjemahan bebas : halus-halus seperti tai kuda
c. Makna :
Pribahasa ini menggambarkan sifat manusia yang terlihat baik hanya di luarnya saja, tetapi sebenarnya manusia tersebut memiliki perangai yang buruk. Kotoran kuda merupakan perumpamaan bagi orang yang berperangai jelek. Kita mengetahui bau dan bentuk kotoran kuda yang baru keluar dari duburnya. Ketika kotoran itu jatuh ke tanah, kita melihatnya ada yang masih utuh dan yang pecah menampakkan keadaan yang kasar di dalamnya. Demikian juga halnya dengan watak manusia yang pandai bermulut manis, orang yang seperti ini tidak jarang kita jumpai dalam pergaulan sehari-hari.
Pribahasa ini mengajarkan kepada kia supaya sepatutnya membina prilaku dan sifat-sifat terpuji. Bertutur kata sesuai dengan nurani, bertindak atas dasar pemikiran, jangan sampai perkataan tidak sejalan dengan perbuatan. Kejujuran adalah sifat terpuji yang perlu dipelihara dalam diri manusia. Nilai ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kwalitas manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur
3.         Bantel tolang endaraq isi
a. Arti harfiah : Makna lelah doang endaraq hasilna
b. Terjemahan bebas : mempertahankan tulang yang tak berisi
c. Makna :
Mempertahankan sesuatu yang tidak berguna, yang tidak memberikan keuntungan sedikit pun. Jika kita memakan daging, bagian tulang merupakan bagian yang tidak kita butuhkan, bagian ini biasanya kita buang dan isinyalah yang kita ambil untuk dimakan. Mempertahankan tulang yang tak berdaging adalah sebuah perjuangan yang sia-sia. Pribahasa ini biasanya digunakan untuk menyindir orang yang terlalu bersikeras mempertahankan atau membela sesuatu yang tidak bermanfaat.
Ungkapan ini mendidik kita untuk bersikap pada tempatnya. Setiap yang penuh perjuangan memang merupakan  sikap yang baik, tetapi kita harus bisa menempatkan sikap tersebut pada tempat yang sesuai disamping itu pikiran mempuanyai peranan penting dalam hal ini. Kita harus dapat membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak, membedakan sesuai  yang memberi keuntungan dengan yang hanya menimbulkan kerugian saja. Nilai pendidikan ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia  yaitu manusia yang cerdas dan profesional.
4.  Banteng Belaga Jerami Rebaq
a. Arti Harfiah   :    dengan merebutang kekuasaan laguq pada-pada yakna mauq.
b. Terjemahan Bebas : Banteng yang berlaga di tengah-tengah sawah menyebabkan jerami rebah dan patah.
c. Makna
Peribahasa ini mengandung makna bahwa pertikaian yang terjadi pada dua orang pemimpin akan menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyatnya. Hal ini diumpamakan dengan peristiwa yang terjadi di tengah-tengah sawah, jika kita perhatikan, banteng, sapi, atau kerbau yang sedang beradu di tengah sawah yang baru selesai dipanen, kita melihat keadaan jerami yang semula berdiri beraturan menjadi rebah tak tentu arah akibat pertarungan sapi tersebut. Demikianlah perumpamaan bagi pemimpin yang bertikai dan akibatnya bagi rakyat. Peribahasa ini ditujukan pada orang-orang berkedudukan baik dalam lingkup yang kecil maupun yang besar.
5.       Bau Besi Bau Asaq
a. Arti Harfiah : Pada mauq pada iyaq
b. Terjemahan Bebas : Besi dapat asahpun dapat
c. Makna :
Peribahasa ini mengandung makna bahwa hidup saling menolong itu dibutuhkan untuk meraih harapan atau keinginan kita. Dikatakan dapat besi dapat asah, sebab di dalam kehidupan sehari-hari ketika kita melihat seorang sedang mengasah pisau atau parangnya, jika kita perhatikan kita akan mendapatkan palsafah hidup dari kegiatan tersebut. Ketika besi digosok-gosokkan  pada asah, mata pisau atau parang tersebut akan teriris dan menipis. Hal inilah yang menyebabkan mata pisau tersebut menjadi tajam dan sebaliknya asah  menjadi halus. Dengan demikian antara besi dan asah terjadi kerjasama yang memberikan keuntungan  bagi kedua belah pihak, besi menjadi tajam dan asah semakin halus.
6.       Bergantung leq bulu surat
a. Arti Harfiah : Na ngarepang petulung dengan laguq dengan yakna mele nenulung.
b. Terjemahan Bebas : bergantung pada sehelai rambut
c. Makna :
Peribahasa ini mengandung makna bahwa manusia yagn menggantungkan hidupnya pada orang yang tak dapat diharapkan pertolongannya merupakan suatu kebodohan. Bila seseorang akan menggantungkan sesuatu, maka ia akan mencari tempat bergantung yang kuat, yang tidak mudah putus. Apabila kita menggantung pada sehelai rambut, kita akan mengetahui akibat perbuatan kita itu, benda yang kita gantung pasti akan terjatuh. Itulah perumpamaan orang yang menggantungkan hidupnya pada orang yang tidak dapat memberikan pertolongan padanya.
_________________________________________________________________________
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.
read more

Monday, May 13, 2013

Tembang Sasak

0 comments
Naskah Aji Awak

Naskah Aji Awak terdiri dari 94 bait, yang dalam penyampaiannya menggunakan tembang yaitu maskumambang dan sinom.

 

  1. Maskumambang adalah tembang yang dilantunkan dengan nada slow, untuk menyambut, membuka, menutup dan menuturkan sebuah lakon karya sastra. Sebagaimana dijelaskan oleh ahli penembang maskumambang berasal dari kata “maskum” yang artinya alon (pelan).

  2. Sinom sebagaimana penjelasan para penembang, Sinom berasal dari kata “anom” yang artinya bajang (muda).

Masih ada lagi tembang-tembang yang lain dan selalu digunakan dalam pengkajian naskah yang lain, seperti pangkur adalah tembang yang cenderung dilantunkan dengan nada awal tinggi dan nada akhir lemah (nada rendah). Dijelaskan oleh ahli penembang, pengkur berasal dari kata “Pungkuran”, yang artinya lemes (lembut). Di samping itu ada juga tembang Ginanti, dilontarkan dengan nada sedih, syahdu. Ginanti asal katanya “anti” artinya nunggu, digunakan untuk selingan, menunggu seseorang atau waktu, mengisi waktu luang.

MASKUMAMBANG

1.      Maskumbang kucobaq ngawi begaq jari pekeriyen kedekan isiqte selemorang ate sedih piyaq kidung rerambangan.

2.      Subhanale lebih susah siqku mikir, siq pikiran awakku memesaq siq ngene susah tur jahil taksir beribu-ribu dose

 3.      Jahil murtad sembahayang salaq jari deqne bau siqku pirik payu turut karep setan.

 

4.      Lamun araq kebenderan dengan alm aseq laloq badaq ite jari temah gente dait eraq anging dengah laguq deqku ingetang.

 

5.      Mule pasti deqne galang siqku mikir lebih laloq siqku gedaq payu susah te gitaq diriq deqku tao turut dengan.

6.      lamun dengan siq tao tekatan diriq lamun tlelengo ling tuturan munduk sapiqnw berpikir baruqne bete mudiyan.

 7.      Banjur lalo bilang gubuk begelining sambilne lalo betuturan tuturne semeton jari bengaqku dengah unin sesurahan.

 8.      Jari uninne nyurah laeq anak jari lebih laloq siqku susah dengah basen pere haji nyurahan bicare dose.

 

9.      Kedengaran isiq kentokku lansot sekali deqne araq jari medone laiq atengku sekediq-kediq ketungkulanku pikiran dunie.

 10.  Marak anden kembang ketugeng mule pasti bagus ruene tegitaq, angang kekembang ngelengahin kerante alus masih nyenyedaq.

 11.  Ape lagi kerante ksar jari pelih deqte bau sugulang iye, awor patut te raosin, ngompet payunte manuq dosa.

 

12.  Munte deq mikir juluq lingte muni. Temahne aning salaq, mesaqte patutang diriq awak mesaq paling kenaq.

 13.  Monte gitaq oles sebeng alim tur muni apal kitap perdate lueq pikir dalem ate lueq ujub riyaq.

 

14.  Pire-pire lueq paham wah te dait jari kadunte ngajahhan ajah diriq deq bau pasti jari ape ketaowante.


15.  Deqte tunah lelahte siq lalo mekir jangka bilin inaq amaq belanjente lueq bersih pete bati telang kembulan.

 

16.  Umpame botol gedah poteq bersih nyeleng ruwente gitaq sentrup ruwene pasti minyaq bdaq gente tamaq.

 17.  Munte kadu mutung dile beruq laiq. Leq sesangkok jangke benar dalem bale te petengin sigiq lotoh deqte ase.

 18.  Maraq andente betango damar maling. Ginte peteng awak memesaq dengan lampaq te benarin payun ite rebaq kepusaq

.

19.  Sangkaq nane luweq laloq langante teriq jalaran pegawean mesaq dalem ate sirik kapir. Binte sembah berahale.

 20.  Ruwe sino temahte siq berate kapir. Duh periksaq entante tobat adeqne tentu entante tulus bakti laeq Allah siq lebih kuase.

 

21.  Mapan nani selapuq anuqte kurangan. Iye tande akhir zaman tobat pengaduqte ganjih berkat sayan kurang.

 22.  moge gamaq tetu-tetu entante tulus bakti serte keras petobat tenyesel serte te jerih serte mateno te pandang.

 23.  Munte idup mule mate gente dait. Pasti mule tetame loang te tumput isiq semeton jari tendoq nguring mesaq-mesaq.

 

24.  Sangkaq nani tegati gati. Te kuat-kuat sikirullah baca selawat atas nabi tunas ampun aning Tuhan.

 25.  Mundeq keras atente. Prang sabil lawan napsu siq keras mapan sino teadangin deqhe beng menah ibadah.

 

26.  Ampoq taoqne siq aran perang dalem ate taoqne nyate inget temah awak diriq dalem kubur kesakitan.

 27.  Sangkaq nane te ingetan entah seni mangde daqne bau obah adeqte tetu tulus bakti tenyesel gaweq maksiat.

 28.  Lamunte lampaq jerah girang serioq lain temahte ke pincutan mapan lueqte takatan macan galak bebegalan.

29.  Keras laloq pengerencanen syetan belis, sangkaq te ngasaq pedang, adeq endaqte bau kepipih tobat minangke pedang.

 

30.  Lamun belek takutte laiq Allah luih kaling keq no syetan iblis laqnat deqne bani rencanaan tau ihlas.

 

 31.  Ite siq ngeno sowang pasektur jahil, siq ngungun awak mesaq laiq dalem tulis sene, tur bidaah ujub riaq.

 32.  Sangkaq nane lebih susah siqku mikir, siq ngene banyak dose, deqne bau siqku pirik sembah pujingku lalo ngambar.

1.      Masa mudaku belajar mengarang menjadi hiburan hati dikala sedih atau susah, ku buat kidung rerambangan.

2.      Maha Suci Allah terlalu susah aku berpikir, memikirkan badanku sendiri yang begini susah lagi bodoh, dikira sudah beribu-ribu dosa.

3.      Kebodohan menyebabkan orang murtad, sholatnya menjadi rusak karena hati tidak khusuk, akhirnya turut bisikan syetan.

4.      Kalau ada kebetulan orang alim, kasihan sekali menasehati kita jadi balasan dikemudian hari, sekalipun didengar tetapi tiada ingatan padaku.

5.      Sesungguhnya pikiranku sungguh sempit, dan aku jadi pemalas maka susahlah akibatnya tidak mau mengikuti jejak orang.

6.      Bagi orang yang mampu mendekatkan diri, kalau diperhatikan cara dan tutur katanya ia merunduk sambil berpikir baru diutarakan pendapatnya.

7.      Mana mungkin pergi berkeliling kampung, untuk bercerita, yang diceritakan tentang sanak saudara heran aku mendengar omongannya.

8.      Jadi pembicaraannya pada anak cucunya, tentang kesusahan yang diderita, dengarlah nasehat dari para haji yang membacakan tentang dose

9.      Kedengaran melalui telingaku sungguh terlalu, bahkan tidak ada jadi obatnya di hatiku sedikitpun,yang ku pikirkan hanya kebutuhan dunia

10.  Ibarat kembang ketunggeng, kelihatannya indah, tetapi kekembang membawa kelengahan walaupun indah tapi akhibatnya bisa merusak (racun)

11.  Apalagi ucapan kasar memang salah tidak boleh diungkapkan atau dicampur dengan perkataan yang sebenarnya dipakai mengumpet akan mendapat dosa.

12.  Sebelum berbicara pikirkan dulu, kalau tidak begitu akan menimbulkan kesalahan, dan jangan anggap diri sendirilah yang paling benar.

13.  Kalau dilihat dari wajah seperti orang alim, jika berbicara seperti apal kitab, hukum perdata banyak dikuasai, tetapi dalam hati banyak rasa sombong dan riyak.

14.  Berbicara paham pernah kita alami, yang digunakan untuk mengajar, tetapi mengajar diri belum tentu bisa. Jadi untuk apa pengetahuan kita.

15.  Ingatlah lelah kita waktu pergi meminta-minta, hinggga meninggalkan ibu bapak, bahkan yang kita bawa banyak yang habis mencari untung hilang modal.

16.  Seumpama botol kaca yang berwarna putih bersih apapun di dalamnya jernih kelihatannya, sirup juga warnanya jelas dan minyak badakpun pasti sama.

17.  Kalau menyalakan lampu di waktu senja di teras sampai pagi maka dalam rumah menjadi gelap, sumbu lampu sampai habis tidak diingat.

18.  Seumpama kita berjaga malam jaga maling, pasti badan kita di tempat yang gelap, orang yang jalan diberikan lampu penerang, akhirnya kita jatuh tidak tahu arah.

19.  Makanya sekarang banyak jalan yang menjatuhkan kita karena perbuatan kita sendiri dalam hati menjadi sirik yang disembah bukan Allah tetapi berhala

20.  Itulah yang ditemukan bagi orang yang berhati kapir. Periksalah bagaimana cara bertaubat supaya betul-betul cara kita berbakti kepada Allah Yang Maha Kuasa.

21.  Mengapa sekarang semua milik kita mengalami kekurangan itu adalah tanda akhir zaman, kalau tobat kita tidak kokoh maka akibatnya semakin berkurang.

22.  Semoga hati ini benar-benar ikhlas untuk berbakti dan bertaubat dengan cara menyesal dan tidak akan mengulangi lagi serta perbanyaklah mengingat mati.

23.  Kalau kita hidup pasti mati telah menanti dan dimasukkan ke lubang lahat lalu diuruk dengan tanah oleh semua keluarga, di dalam kubur tidur terlentang seorang diri.

24.  dari sekarang perbanyaklah mengingat Allah dan sering-sering membaca Shalawat atas nabi dan minta ampunlah kepada Allah SWT.

25.  Kalau hati kita tidak bersungguh-sungguh berjihad melawan hawa napsu amarah maka hati kita dihadang dan tidak diberikan ibadah oleh nafsu sampai pagi.

26.  Tempat terjadinya perang sabil adalah di dalam hati, tempat yang nyata, ingatlah yang diterima badan sendiri di dalam kubur adalah kesakitan (siksa).

27.  Makanya sekarang ingat cara menjaga diri sebab ketetapan sukar berubah, agar dapat berubah harus betul-betul ikhlas beribadah dan jangan melakukan maksiat.

28.  Kalau kita berjalan luruskan pandangan, jangan suka memandang sembarangan, sebab banyak binatang buas menakutkan.

29.  Rencana syetan iblis sangat keras dan jitu, oleh sebab itu kita menjaga hati jangan sampai kita kalah dan berobatlah untuk meningkatkan keimanan

30.  Kalau besar takut kita pada Allah Yang Maha Kuasa jangankan syetan iblis yang dilaknatnya tidak akan berani berbuat apa-apa pada orang yang ikhlas.

 

31.  Kita yang menjadi pembangkang dan bodoh mengagungkan badan sendiri di dalam keterangan ini adalah bidaah, ujub, riya’ ditinggalkan.

32.  Makanya sekarang betapa susahnya akan berpikir, yang banyak menanggung dosa yang tidak sanggup aku memikulnya atas ibadah dan doaku yang tidak khusuk.

SINOM

33.  Pasang tabeq beraye sanaq, araq base mangguwang gurit, pade ngiring kesukaq Allah, lapal tembang ungguwang dianut keredayan ilip, datu ngiring pade datu laiq dalem kaneyetan sugul napas naggit diriq, karanaq base saling tangkil dengan badan.

34.  Karanaq suke kance due saling tangkil saling ajinin pengilap lain penengah saling iring selaiq-selaiq entan laiq saling ajinin mapan datu pade datu, pade muter dalem badan mule sengke badanan diriq, embe julu embe mudi aran badan.

 

35.  Maqne julu siq aran badan dengan kalbu asik memuji, isiq iye taoq pujin mesaq jaoq rapet taoq lai, lupaq inget bersih puji, wah kumpul laiq majsup, no maqnen siq aran badan, badan julu tebadanin ate menah tandur tenang.

36.  Jerah wade kelampan jawak tiwoq jelo bae te oujiq, bine yen kelampan jawak, durus eyat begelining, tetangkok terisiq, jawak nyelem dalam tibu, jawak samar deqne pegitan, nyelem leq dalem aiq, jawak besuh mangan mangse.

 37.  Isin Kekerante jaqno puset te pesaq, isiq jawaq ngekining, simbur tune wah peragat, pepudah lan pepait, betok seimbur wah bersih, belibis gegasang keujuq, bueqte pesaq isiq jawak, udang gegaseng bersih, belo sotan tokok masih pusat.

38.  Payu ite jaqno mogang, jangke jering belong te belong te bekuih, jelo malem lalo nyambang, dereq bonkot kekeram diriq, bih tangkepte peonggong gegilitik, isin kekerante deqte bau pupu, goyo mauq rowah, niatan inaq amaq semeton jari, awak memesaq mule pasti deqte bau niatan.

39.  Ngelah teno jaq keliwat bihte pantek isiq dui, rebaq ures nyusur nyumbang, batu kayung te lentangin laguq deqte jagaq napsu selapuq isiqte akuq enggelah mele ngaggo setu wiring sangkaqte girangang iye.

 

 40.  Misal dalel jawak, ini sopoq deqte aji, goyo kaling kelelampan, jelo mudi kurang baris tindaq tanduq deq bebaris, payu lampaq begerusuk, yen tentu mule jage, maraq dalil siq te pujaq, nine mame toaq bajang taoqte ngesorang awak.


41.  Ngeno surah dengan tuan siq wah lalo taek haji, malik deq nuntut surah, dengan wah tunggang kapal aiq, tekelepang isiq angin, nepet Mekah ankat uduq, tawap leq Masjidil Haram bersedekah leq pekir miskin bilang langan dengan meduiq te sedekahan.

 42.  Pire lueq jari belanje, perkakas lueq te beli, payu talo ngangkat utang-utang, mang dete pade ilip, pasal sareat deqte dait, sunat perdu deqte mauq, goyo tawap leq kaqbah, dateng Mekah deqwah masih, hoyo siarah leq Madinah gente wah.

 

43.  Beleq rugi kelelamn, jangke telang dengan pujiq, epen kapal ngukup tilah, terinaq persen wang ringgit, pire-pire tambang teserahin, ite mekir laiq guru, tame laiq gumin dengan, tuntut rukun laiq keramat nabi, angin rugi bueq belanjente utang.

 

 44.  iniq laloq deq bau dateng Mekah, tlang kembutan deq araq bati, niat mule muntut kewajiban jari wah te uleq bis, nyemprot laiq manik nabi, bebauan manis anggur ketungkulanante ajian awak, demente ajum isiq semeton jari kerusakan awak.


45.  Deqte periksaq dalem awak, pasal ilmu dalam puji, kaye awakmu lesengke, deqne tao iring diriq, maraq umpamen diq, tao lampaq saling juluq, jarang pangkerung asal doang, idung ambil baiq te laiq misal umbak alus saling umbakan.

46.  Ite lain isiqte pedasang demente glah diriq, galah awak isiq keris mesaq, culuk tajum sakti tao tumbak diriq, bakat lambung jaq payunyursur, sangkaq bagus te jage uni maliqte pemaliq, lamun kurang tertib tabeat iye isiqte sede.

 

 47.  Deqte jagaq kelelampanan, maraq unin ukum dalil, paniq saraq bejellanjam, ngadu surah selak gigi, belangkeng ngogok sekali, bukaq perkare haram, makruh, mubah sah batal, bukaq perkare alimang diriq alus bawo kasar dalem.

33.  Dahulukan kesopanan anda jika bahasa membawa manfaat, mengharap keridhaan Allah, kalimat tembang yang diyakini keridhoan itu tersembunya di dalam kenyataan keluar nafsu mengingat diri karena bahasa berhubungan dengan badan.

34.  Karena suka berdua saling asah, saling menghargai pengliatan lain dengan pendengaran tetapi berhubungan selama-lamanya. Di dalam badan ada hati yang selalu berbolak-balik setiap detik sehingga mana yang dahulu dan mana belakang yang dinamakan badan.

35.  Yang disebut badan adalah hati kita yang asik memuji di sana tempatnya memuji sendiri, jauh dekat diketahui tempatnya, lupa ingat pada puji Yang Suci. Sudah kumpul pada majsup itulah makna badan diri kita. Badan ini hati terang bersinar dengan tenang.

36.  Berhentilah mencela perjalanan Biawak, ibarat peredaran matahari begitulah perjalanan Biawak, menyusuri parit-parit berkeliling, gua-gua ditempati dalam pemandian diselami Biawak menjadi samar tidak kelihatan ia menyelam di dalam air Biawak menjadi kenyak karena memakan mangsa.

37.  Semua isi kolam ditelan, karena dimakan oleh Biawak liar seperti, ikan, lele, tuna, ikan kecil, belibis, kepiting, udang dan lain-lain habis sudah dimakan oleh biawak semuanya masuk di dalam perut Biawak liar.

 38.  Akhirnya kita menjadi rugi, sampai kering leher kita berludah, siang malam kita mengawasi tidak ada ketinggalan isi kolam sedikitpun, kami pulang memikul gitik, apalagi dapat pesta, niatkan roh ibu bapak dan semua saudara untuk diri sendiri saja tidak dapat menikmati.

 39.  Kami sangat lelah bekerja kaki tangan tertusuk duri jatuh bangun kami mengangkat batu, kayu dipasang terlentang, begitulah kami berjuang demi kehidupan kami tetapi kita terlalu bernapsu semua yang ada kita alami, mau menguasai seluruhnya karena menyenanginya.

40.  Umpamanya dalil Biawak ini salah satu dalil belum di kaji, apalagi pejalanan hari kemudian kurang dimengerti, tingkah laku yang benar belum diketahui, akhirnya berjalan tidak terarah, dan harus kita bekali diri seperti dalil yang benar. Laki, perempuan, tua, muda kembalikan badan kita ke jalan yang benar.

41.  Begitulah nasehat dari orang-orang yang sudah naik haji mereka menggunakan kapal air yang ditiup angain menuju kota Makkah sampai angin menuju kota Makkah sampai di Makkah ambil air wuduk lalu tawaf di masjidil Haram, bersedekah pada pakir miskin di sepanjang jalan, mereka dari badui

42.  Uang Belanja banyak dibawa pakaian banyak dibeli akhirnya uang habis lalu utang ditambah, agar menjadi tertutup, masalah sareat belum diketahui sunat dan pardu belum dikerjakan, apalagi tawap di Ka’bah belum dan ziarah di madinah belum juga

 

43.  Besar kerugian bepergian jauh sampai hilang orang pemuji, pemilik kapal mendapat hasil yang melimpah mendapat persen uang ringgit berapapun ongkosnya kita serahkan kita mengemis pada guru, masuk di negeri orang menuntut rukun pada keramat nabi balaupun habis kita belanjakan uang yang dihutang

44.  Mengapa tidak bisa sampai ke Mekkah, hilang modal tidak ada untung, niat pertama menyelesaikan kewajiban tetapi setelah pulang tidak ada apa-apa lagi tidak patuh pada Sabda nabi seperti manisnya anggur sementara menceritakan diri saja, senang dipuji-puji oleh sanak keluarga tidak dijaga harga dirinya.

45.  Tidak diperiksa isi badan pasal ilmu dalam puji kaya badan agak sulit, tidak tahu menjaga diri, seumpama air bisa mengalir saling mendahului akibatnya terjadi jurang dan lubang sembarangan, ambillah baiknya ibarat ombak halus saling mengombakkan.

46.  Kita lain cara memandang suka membunuh diri, badan ditusuk dengan keris sendiri yang dijuluki tajam sakti, dapat menancapkan diri, lambung jadi luka badan tersungkur, makanya jagalah diri baik-baik kalau memang tabu ditetapkan tabu, kalau akhlak kurang tertib itulah penyebab kerusakan.

47.  Kita tidak dijaga kepergian seperti penegakan hukum dalil, menyampaikan hukum bercampur aduk, memakai surat celah gigi, lehernya digoyang-goyang, membahas masalah haram, makruh, mubah, sah, batal dianggap dia orang alim, halus luar kasar di dalam.

 

MASKUMAMBANG

48.  Bukit jarum petapayan dul idayati pesujutan taji melele, pade pekur dalem saupi, haruf ceyetan pecahye.

 

49.  Hurup cahye petapene lebih sulit. Sulit terang ning cahye. Cahye ilang rasa-rasain rase lebur tan perase.

 50.  Rase anyong dalem siq pade batin, dait jalan timbang-timbang, laiq kemeleq julu mudi, tunah-tunah lapal dengan maqne.

 51.  Kerang lapal dengan maqne uripang puji, make jari sahabat nyawe, dalam maksud siq te pujiq, mengikut laiq Rasulullah.

 52.  Keranaq iye Rasulullah nyawen puji, seumur dalem badan, iye cahye baktinte pujiq, anyong bareng Rasulullah.

53.  Mapan iye Rasulullah nguripan tawakal asik, anembut namening Allah, amung de side penutup nabi, kumpul laiq cahye mukaromah.

 54.  Mukeranaq urip dalem badan urip, turun berkat Rasulullah, upaq badan dahir bathin, nyebut ujuding Allah.

55.  Kaye awak deqne taoq diriqne urip, laiq dalem nete uripan, paran diriq daqte urip, bute kedok deq gegitak.

 

 56.  Lebih sakit tau bute deq taoq lai, saqmakente laiq dalem luwang, pasti mule deq te ase diriq, ngeroyang maraq dengan punyah.

 57.  Kaye awak mule deq taoq diriq, deq ne taon inaq amaq, embe aran inaq amaq jati, pangitaq lan penengah.

 58.  Deqne lain mate kentok dengan biwih, gigi elaq te periksaq, telarangan senugaq emiq maliq, ime nainte jagaq

48.  Dul hidayati bertapa di Bukit jarum, persujutannya taji yang sangat tajam, mereka duduk berselimut dalam mengamalkan saupi, huruf-huruf menjadi bercahaya.

49.  Petapa kesulitan menerima huruf bercahaya, cahaya menjadi terang lalu menjadi menjadi hilang, setelah diingat-ingat perasaan jadi hilang tanpa terasa.

50.  Perasaan hancur di dalam bagi ahli bathin, dan jalan ditimbang-timbang pada kekasih yang dulu juga sekarang bagaikan ucapan dengan makna.

51.  Karena ucapan dan makna dapa tmenghidupkan puji. Puji menjadi sahabat nyawa di dalam puji ada maksud mengikuti sabda Rasulullah.

52.  Karena Rasulullah adalah roh puji, seumur di dalam badan Rasulullah menjadi cahaya dalam pujian menyatu bersama Rasulullah.

53.  Ketika Rasulullah menghidupkan tawakkal asik, dengan menyebut nama Allah, Allah menciptakan Rasulullah sebagai penutup para nabi menyatu dalam cahaya mukaromah.

54.  Karena hidup dalam kehidupan badan, dibawa sebagai oleh-oleh Rasulullah untuk badan lahir dan bathin sebagai bukti adanya Allah.

55.  Sehat badan lupa akan dirinya dihidupkan, di dalamnya ada kehidupan, tapi ia mengatakan dirinya tidak hidupkan maka tergolong jadi orang yang buta dan tuli.

56.  Lebih sengsara orang buta tak tahu arah, ibarat sedang di dalam lubang, pasti tidak sadarkan diri mengeronyang seperti orang mabuk minuman.

57.  Hidup mulia lupa pada dirinya, tidak ingat ibu dan bapak, manakala nama ibu dan bapak yang sesungguhnya bila dipandang dan didengar.

58.  Tidak berbeda mata, telinga dan bibi, gigi lidah kita pelihara dari sesuatu yang tabu, kaki dan tangan juga harus dipelihara dari perbuatan tercela.

===================================================================================
 Sumber :
Toha, Moh.2008. Analisis Struktur Dan Nilai Naskah Aji Awak Dalam Masyarakat Sasak. Skripsi
read more

| Guru Madrasah Blog © 2013. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Edited by Abdul Hanan | Back To Top |