Sesenggak atau dalam behasa indonesianya Pribahasa. Pribahasa adalah kata kiasan yang mengandung makna tersembunyi. Pribahasa juga merupakan ungkapan yang terbuat dari kalimat ringkas dan padat, yang berisikan perbandingan, perumpamaan, sindiran, dan nasehat.
Berikut adalah pribahasa yang sering diungkapkan oleh masyarakat sasak.
- Aiq nyereng, Tanjung tilah, Empaq bau
- Alus, Alus taih jaran
- Bantel tolang endaraq isi
- Banteng belaga jerami rebaq
- Bau besi bau asaq
- Bergantung leq bulu seurat
- Cengiq doang maraq komak siong
- Kalah-kalah sokta menang
- Telinga lendong mata tambah
- Manis-manis tanduran gunung
- Manis-manis buak ara, Pedis pait rasan nasiq
- Manuq mate beromboq taroq
- Maraq anak manuk ngenangne leq inana
- Maraq batu lawan teloq
- Maraq bembeq takut aiq
- Maraq jaren ngaken bandana
- Maraq manuq bayar awis
- Maraq miong minte begang
- Maraq sampi lepas
- Maraq sawaq wah memelot
- Yakna toang langit bedah
- No nangentut no nanai
- Nyenyuit leq jarem
- Belagaq-lagaq lekong belak
- Peta hati ilang kemulan
- Romboq-romboq lek paeq
- Jari-jari menik bekerem
- Semakanta ngajar betok ngoncer
- Semakanta yorong montor mate
- Taloante menang perasaq
a. Arti harfiah : nggambarang dengan bersifat adil
b. Terjemahan bebas : air tetap jernih, teratai tetap utuh dan ikan pun tertangkap.
c. Makna :
Pribahasa ini
mengandung makna dalam sebuah keputusan haruslah diambil dengan adil dan
bijaksana sehingga tidak merugikan pihak manapun juga. Makna
digambarkan dengan keadaan sebuah kolam yang berkomponen air, teratai,
dan ikan.
Air yang tetap jernih
melambangkan ketenangan, teratai utuh bermakna tidak adanya kerusakan
karena keributan, dan ikan tertangkap melambangkan keberhasilan yang
diperoleh, dalam hal ini berupa keputusan yang diterapkan dari hasil
musyawarah. Keputusan yang diambil dengan biijaksana akan memuaskan
semua orang. Dengan demikian keributan tidak akan terjadi dan tidak akan
ada yang merasa dirugikan. Pribahasa ini biasanya digunakan oleh orang
tua pada saat bermusyawarah.
Dalam pribahasa ini,
terkandung nilai pendidikan yang sangat berharga yakni kebijaksanaan,
kedamaian dalam mencapai tujuan manusia yang berbudi. Dengan demikian
nilia pendidikan ini sajalah dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
meningkatkan kwalitas manusia Indonesia yaitu manusia yang berbudi
pekerti yang luhur.
2. Alus-alus tain jaran
a. Arti harfiah : bagus luar seda dalem
b. Terjemahan bebas : halus-halus seperti tai kuda
c. Makna :
Pribahasa ini
menggambarkan sifat manusia yang terlihat baik hanya di luarnya saja,
tetapi sebenarnya manusia tersebut memiliki perangai yang buruk. Kotoran
kuda merupakan perumpamaan bagi orang yang berperangai jelek. Kita
mengetahui bau dan bentuk kotoran kuda yang baru keluar dari duburnya.
Ketika kotoran itu jatuh ke tanah, kita melihatnya ada yang masih utuh
dan yang pecah menampakkan keadaan yang kasar di dalamnya. Demikian juga
halnya dengan watak manusia yang pandai bermulut manis, orang yang
seperti ini tidak jarang kita jumpai dalam pergaulan sehari-hari.
Pribahasa ini
mengajarkan kepada kia supaya sepatutnya membina prilaku dan sifat-sifat
terpuji. Bertutur kata sesuai dengan nurani, bertindak atas dasar
pemikiran, jangan sampai perkataan tidak sejalan dengan perbuatan.
Kejujuran adalah sifat terpuji yang perlu dipelihara dalam diri manusia.
Nilai ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan
kwalitas manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur
3. Bantel tolang endaraq isi
a. Arti harfiah : Makna lelah doang endaraq hasilna
b. Terjemahan bebas : mempertahankan tulang yang tak berisi
c. Makna :
Mempertahankan sesuatu
yang tidak berguna, yang tidak memberikan keuntungan sedikit pun. Jika
kita memakan daging, bagian tulang merupakan bagian yang tidak kita
butuhkan, bagian ini biasanya kita buang dan isinyalah yang kita ambil
untuk dimakan. Mempertahankan tulang yang tak berdaging adalah sebuah
perjuangan yang sia-sia. Pribahasa ini biasanya digunakan untuk
menyindir orang yang terlalu bersikeras mempertahankan atau membela
sesuatu yang tidak bermanfaat.
Ungkapan ini mendidik
kita untuk bersikap pada tempatnya. Setiap yang penuh perjuangan memang
merupakan sikap yang baik, tetapi kita harus bisa menempatkan sikap
tersebut pada tempat yang sesuai disamping itu pikiran mempuanyai
peranan penting dalam hal ini. Kita harus dapat membedakan mana yang
bermanfaat dan mana yang tidak, membedakan sesuai yang memberi
keuntungan dengan yang hanya menimbulkan kerugian saja. Nilai pendidikan
ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang cerdas dan profesional.
4. Banteng Belaga Jerami Rebaq
a. Arti Harfiah : dengan merebutang kekuasaan laguq pada-pada yakna mauq.
b. Terjemahan Bebas : Banteng yang berlaga di tengah-tengah sawah menyebabkan jerami rebah dan patah.
c. Makna
Peribahasa ini
mengandung makna bahwa pertikaian yang terjadi pada dua orang pemimpin
akan menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan bagi rakyatnya. Hal ini
diumpamakan dengan peristiwa yang terjadi di tengah-tengah sawah, jika
kita perhatikan, banteng, sapi, atau kerbau yang sedang beradu di tengah
sawah yang baru selesai dipanen, kita melihat keadaan jerami yang
semula berdiri beraturan menjadi rebah tak tentu arah akibat pertarungan
sapi tersebut. Demikianlah perumpamaan bagi pemimpin yang bertikai dan
akibatnya bagi rakyat. Peribahasa ini ditujukan pada orang-orang
berkedudukan baik dalam lingkup yang kecil maupun yang besar.
5. Bau Besi Bau Asaq
a. Arti Harfiah : Pada mauq pada iyaq
b. Terjemahan Bebas : Besi dapat asahpun dapat
c. Makna :
Peribahasa ini
mengandung makna bahwa hidup saling menolong itu dibutuhkan untuk meraih
harapan atau keinginan kita. Dikatakan dapat besi dapat asah, sebab di
dalam kehidupan sehari-hari ketika kita melihat seorang sedang mengasah
pisau atau parangnya, jika kita perhatikan kita akan mendapatkan
palsafah hidup dari kegiatan tersebut. Ketika besi digosok-gosokkan
pada asah, mata pisau atau parang tersebut akan teriris dan menipis. Hal
inilah yang menyebabkan mata pisau tersebut menjadi tajam dan
sebaliknya asah menjadi halus. Dengan demikian antara besi dan asah
terjadi kerjasama yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak,
besi menjadi tajam dan asah semakin halus.
6. Bergantung leq bulu surat
a. Arti Harfiah : Na ngarepang petulung dengan laguq dengan yakna mele nenulung.
b. Terjemahan Bebas : bergantung pada sehelai rambut
c. Makna :
b. Terjemahan Bebas : bergantung pada sehelai rambut
c. Makna :
Peribahasa ini
mengandung makna bahwa manusia yagn menggantungkan hidupnya pada orang
yang tak dapat diharapkan pertolongannya merupakan suatu kebodohan. Bila
seseorang akan menggantungkan sesuatu, maka ia akan mencari tempat
bergantung yang kuat, yang tidak mudah putus. Apabila kita menggantung
pada sehelai rambut, kita akan mengetahui akibat perbuatan kita itu,
benda yang kita gantung pasti akan terjatuh. Itulah perumpamaan orang
yang menggantungkan hidupnya pada orang yang tidak dapat memberikan
pertolongan padanya.
_________________________________________________________________________
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.
0 comments:
Post a Comment