WAYANG SERAT MENAQ
Wayang adalah salah satu bentuk seni
pertunjukan yang ada di Gumi Sasak sebagaimana daerah lain di Nusantara.
Mengenai permulaan wayang di Lombk, tak seorang pun di zaman ini yang
dapat mengetahui dengan pasti kapan tepat pertama kali ( hari, tanggal,
bulan dan tahun) wayang masuk di Gumi Sasak. Kenyataannya bahwa tidak
dijumpai leteratur tulisan yang mengungkapkan hal tersebut.
Sekilas Tentang Sejarah Wayang Serat Menak Sasak
Menurut riwayat, menjelang kedatangan
Islam di Lombok pernah terjadi musim pacakelik yang panjang yaitu selama
tujuh tahun. Tanah menjadi kering dan rakyat menderita kelaparan. Hasil
musyawarah para raja yang ada di Lombok memutuskan untuk mengutus Datu
Perigi untuk pergi bertapa ke Gunung Rinjani memohon petunjuk kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam pertapaan itu Datu Perigi didatangi seorang
berjubah putih yang bersedia membantu mencarikan jalan keluar mengatasi
musim sulit yang dialami rakyat Gumi Sasak Datu Perigi disarankan
mengadakan Gawe Mangajengan dan dalam gawe tersebut harus disertai
dengan pagelaran wayang kulit.
Kemerau panjang itu terjadi hingga akhir
abad XIV, jadi gawe magajengan itu dilaksanakan pada abad XV. Petunjuk
ini memberikan indikasi bahwa wayang di Lombok sudah ada saat itu. Hal
ini sejalan dengan pendapat Lalu Satriah yang menggunakan Babad Lombok
sebagai sumber informasi. Lalu Satriah mengatakan bahwa wayang di Lombok
sudah ada sebelum Sunan Prapen datang ke Lombok. Sunan Prapen datang di
lombok sekitar tahun 884 H. Atau 1464 Masehi.
Di lain pihak, Lalu Maas dalam sebuah
risalahnya ” Selintas Kilas Pewayangan di Lombok Timur ” mengatakan,
bahwa yang pertama kali membawa wayang di Lombok adalah utusan Wali
Songo dari Jawa yang datang untuk menyebarkan Islam. Wali Songo sering
menggunakan wayang kulit sebagai media penyebaran Islam.
Mitos Wali Nyato’ diceritakan oleh
Satriah bahwa ketika Wali Nyato’ masih muda, pada suatu malam beliau
pergi menonton pertunjukan wayang ke tanah Jawa bersama-sama dengan
teman akrab beliau dari Rembitan. Beliau berangkat menjelang waktu isya
ke Jawa dan pulang esok harinya menjelang waktu subuh. Beliau
menceritakan pengalamannya menonton wayang di tanah Jawa malam itu
kepada teman- teman sepergaulan. Sejak saat itu tidak lama kemudian di
Lombok ada pagelaran wayang kulit.
Mitos Pangeran Sangu Urip Pati ,
diceritakan oleh H. Lalu Ambawa bahwa wayang pertama kali dibawa oleh
Pangeran Sangu Urip Pati utusan Wali Songo dari Tanah Jawa. Beliau
menyebarkan Islam dengan penuh perjuangan dan tidak meminta upah dalam
menyajikan pertunjukan wayang. Upahnya hanya mereka yang menonton wayang
harus membaca dua kalimah syahadat. Melihat kenyataan ini berarti
bahwa jelas wayang yang berkembang di Lombok adalah berasal dari Jawa.
Pewayangan yang berkembang lambat laun di
Gumi Sasak dinamakan wayang Serat Menak Sasak. Lakon-lakonnya bertumpu
pada kesusastraan wayang yang dikenal dengan Serat Menak. Serat Menak
ini diubah dari hikayat Amir Hamzah, yang selaras dengan khasanah
kesusastraan Melayu yang mengambil tema Persia, Syah Nameh, dan ditulis
dengan bahasa Jawa.
Amir Hamzah adalah paman Nabi Muhammad
SAW. yang memperjuangkan agama Islam waktu itu. Amir Hamzah dijadikan
tokoh sentral dalam pewayangan Serat Menak Sasak. Nama lain dari Amir
Hamzah dalam pewayangan adalah Wong Agung, Jayeng Rane, Wong Menak,
Ambiyah, Sang Menak Jayeng Murti dan lain-lain.
Satu hal yang perlu diketahui menurut
penjelasan dalang Ki Lalu Jaye bahwa cerita pewayangan Serat Menak Sasak
adalah cerita yang dirilis sebelum kelahiran baginda Rasulullah SAW
hingga menjelang kelahirannya. Setelah itu tidak boleh lagi ada cerita
yang dirilis, apa lagi menyangkut tentang Nabi. Jadi segala lakon yang
dituturkan dalam wayang Serat Menak adalah lakon tokoh sebelum lahirnya
Nabi Muhammad SAW.
Bahasa yang dipergunakan dalam Wayang
Menak Sasak adalah bahasa Kawi. Bahasa Kawi ini merupakan bahasa yang
bersumber dari Jawa. Dengan demikian apa bila kita melihat
kenyataan-kenyataan tersebut berarti semakin jelas bahwa wayang,
pewayangan, pedalangan Sasak adalah produk kebudayaan Jawa.
Mengenai lakon-lakon yang biasa
dipentaskan dalam wayang Serat Menak Sasak bersumber dari babon Serat
Menak. Dari babon Serta Menak ini diturunkan cerita carangan seperti
lakon Bangbari, Lahat, Liman Tarujinaka, Jubil, Kawitan Maktal, Kawitan
Selandir, Kabar Sundari, Rengganis dan lain-lain.
LAKON YANG DIKENAL DALAM WAYANG SASAK |
Pada pewayangan Serat Menak Sasak, banyak cerita yang dilakonkan. Cerita-cerita tersebut antara lain :
- Kawitan Maktal
- Kawitan Selandir
- Kabar Sundari
- Ajar wali
- Rengganis
Selain cerita yang disebutkan di atas
masih banyak lagi cerita yang dilakonkan oleh para dalang. Salah satu
yang paling terkenal ditulis dalam takepan daun lontar. Cerita tersebut
dinamakan kelampan bel. Bel ini terdiri atas beberapa penangkilan atau
episode. Paling kurang ada 7 (tujuh) penangkilan dalam lelampan bel. Bel
ini mengisahkan tentang perjalanan Amir Hamzah atau Wong Menak dan Umar
Maye yang berjalan menelusuri gumi untuk menyebarkan kebaikan.
_________________________________________________________________________
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.
0 comments:
Post a Comment