By. Mudzakkir Hafidh
Salam sukses guru Indonesia, jika dalam artikel model-model pembelajaran (seri I) kita sudah membahas model-model pembelajaran listening Team dan point conterpoint, nah sekarang kita akan membahas model-model pembelajaran inovatif yang lain yaitu Snowball Drilling dan Make A Match. selamat membaca dan mencoba, saya jamin pasti menarik….
3. Snowball Drilling
Metode drill masih memberikan peran besar
bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya menjadi objek
pembelajaran. Interaksi yang terjadi hanya antara guru dan siswa,
sementara interaksi antara siswa dan siswa diabaikan. Proses interaksi
demikian tidak jarang menimbulkan perasaan takut pada diri siswa. Beban
psikis bertambah berat jika siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan
benar yang diberikan oleh gurunya.
Interaksi belajar mengajar dengan
menggunakan metode drill bersifat mekanis. Proses interaktif itu tidak
memberi peluang kepada siswa untuk menemukan sendiri informasi.
Informasi adalah pemberian guru. Pengetahuan siswa adalah bentukan guru.
Proses belajar mengajar seperti itu tidak menciptakan dinamika siswa
dalam belajar. Pembelajaran seperti itulah yang dikatakan Paulo Freire
sebagai pembelajaran gaya bank atau banking concept of education.
Guru merupakan investor, pengetahuan guru adalah modal investasi, dan
siswa adalah rekening koran yang mencatat setiap transaksi investasi
yang dilakukan guru.
Metode drill selain berdampak negatif
pengembangan aspek sosial dan psikologis seperti disampaikan di atas,
metode ini juga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan nilai-nilai moralitas. Hal itu terlihat dalam aspek
penilaian. Penilaian mutlak dilakukan guru, sementara siswa hanya
menerima jadi. Nilai yang diterima itu sebagai bentuk “putusan”
sebagaimana seorang hakim menjatuhkan vonis kepada terdakwa. Siswa tidak
memperoleh kesempatan untuk menilai proses dan hasil kerjanya sendiri.
Jika siswa mendapat kesempatan menilai sendiri banyak manfaat yang
diperolehnya. Setidaknya, siswa dapat mengembangkan aspek-aspek
moralitas. Dengan menilai sendiri siswa dapat mengetahui dan memahami
sampai di mana suatu pengetahuan itu dikuasai. Kesempatan menilai
sendiri memberi pembelajaran kepada siswa untuk melihat
kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya. Jadi,
menilai sendiri adalah belajar untuk jujur.
Metode drill mengakibatkan iklim
pembelajaran tidak menyenangkan perlu diperbaiki. Perbaikan tentu
ditujukan kepada terciptanya efektivitas metode drill. Metode drill
mampu menciptakan kondisi motivasional atau medan psikologis/emosi yang
positif, sehingga metode tersebut dapat menarik perhatian siswa belajar,
menumbuhkan percaya diri, dan kepuasan dalam diri siswa terhadap hal
yang dipelajarinya.
Metode snowball drilling, begitu
nama yang diberikan atas metode yang dihasilkan dari modifikasi metode
drill. Istilah itu tidak dikenal dalam literatur metode-metode
pembelajaran. Selama ini yang tertulis dalam literatur metode
pembelajaran adalah snow balling. Metode snowball dipergunakan
untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara
bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan ke kelompok
besar sehingga akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang
telah disepakati oleh siswa secara berkelompok. Metode itu akan berjalan
dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut pemikiran yang
mendalam atau menuntut siswa berpikir analisis bahkan sintesis.
Berbeda dengan metode snowball, metode snowball drilling tidak dipakai dalam konteks diskusi, melainkan pemberian informasi sebanyak-banyaknya melalui latihan soal-soal. Snowball drilling bukan untuk pembelajaran berbasis masalah melainkan materi-materi yang bersifat faktual. Perbedaan lainnya, istilah snowball
tidak menggambarkan proses diskusi dari kelompok kecil menuju kelompok
besar, melainkan kecepatan suatu kelompok menyelesaikan paket soal
dengan benar dalam waktu yang sesingkat-singkatnya pada suatu putaran.
Semakin cepat paket soal itu dijawab dengan benar pada suatu putaran,
semakin besar kesempatan kelas tersebut mendapat paket soal berikutnya.
Metode snowball drilling pada
dasarnya sama dengan metode drill. Persamaan itu terletak pada pijakan
konstruksi teori yang digunakan yaitu keduanya berdasarkan pada
behaviorisme. Perbedaan antara metode drill dan snowball drilling
terletak pada pola interaksinya. Metode drill memposisikan guru sebagai
subyek dan siswa sebagai objek, sehingga interaksi yang terjadi hanya
antara guru dan siswa. Dalam metode snowball drilling posisi
guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subyek, sehingga pola
interaksi yang terjadi adalah antara guru dan siswa, serta siswa dengan
siswa. Perbedaan lain antara kedua metode adalah aspek teknis
perolehan informasi. Informasi yang diperoleh siswa dalam proses
interaktif dengan menggunakan metode drill diperoleh melalui pemberian
guru, sementara informasi yang didapat siswa dalam proses interaktif
dengan menggunakan metode snowball drilling diperoleh siswa melalui pendekatan trial and error.
Dalam penerapan metode snowball drilling,
peran guru adalah mempersiapkan paket soal-soal dan lembar skoring
penilaian yang dibagikan kepada siswa serta menggelindingkan bola salju
berupa soal latihan dengan cara menunjuk/mengundi untuk mendapatkan
seorang siswa yang akan menjawab soal nomor 1. Jika siswa yang mendapat
giliran pertama menjawab soal nomor tersebut langsung menjawab benar
maka siswa itu diberi kesempatan menunjuk salah satu temannya menjawab
soal nomor berikutnya yaitu soal nomor 2. Seandainya, siswa yang pertama
mendapat kesempatan menjawab soal nomor 1 gagal maka siswa itu
diharuskan menjawab soal berikutnya dan seterusnya hingga siswa tersebut
berhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor soal tertentu.
Jika mencermati mekanisme metode snowball drilling terlihat
bahwa metode itu menuntut perhatian tinggi dari siswa. Seorang siswa
pada suatu giliran menjawab soal-soal yang belum terjawab benar pada
putaran sebelumnya dapat membuat kesalahan yang sama seperti yang
dilakukan temannya pada putaran sebelumnya. Kesalahan tidak akan
terulang jika siswa itu memperhatikan teman-temannya yang menjawab soal
pada putaran sebelumnya. Proses interaksi pembelajaran seperti itu
mempunyai implikasi sosial. Metode snowball drilling secara sosial berimplikasi pada tumbuhnya sikap kooperatif.
4. Make A Match
Langkah-langkah :
- Bagilah siswa menjadi 3 kelompok yaitu kelompok pemegang kartu jawaban, kelompok pemegang kartu pertanyaan, dan kelompok penilai.
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
- Setiap mendapat satu buah kartu
- Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
- Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
- Dalam waktu yang sudah ditentukan dan siswa telah mendapat pasangan, maka akrtu pertanyaan dan jawaban ditunjukkan kepada kelompok penilai. Kelompok penilai akan memberikan penilaian. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yang terjadi pada kelompok penilai karena kelompok penilai juga belum tahu jawaban yang pasti bisa jadi kelompok penilai menilai salah pada pasangan yang telah matching antara jawaban dan pertanyaan, dan sebaliknya.
- Guru memberi ulasan atas pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan mealui metode make a match.
__________________
sumber: http://ideguru.wordpress.com/2010/04/20/model-model-pembelajaran-pakem-seri-2/
0 comments:
Post a Comment