"Sholat merupakan Tiang Agama"
Panduan Sholat Lengkap
Mengingat Pentingnya Sholat bagi seorang Muslim, Panduan ini sangat dianjurkan untuk dipelajari agar Sholat kita bisa kita jalankan dengan baik dan benar,Insya Alloh.
Sebelum melaksanakan Sholat wajib, kita harus memperhatikan dulu hal-hal berikut
Syarat sah Sholat
- Masuk waktu shalat Wajib ( Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya' )
- Suci dari hadas kecil ( Sucikan dengan Berwudhu ) dan hadas besar ( Sucikan dengan Mandi Junub/Besar )
- Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis
- Menutup Aurat ( laki-laki: antara pusar sampai lutut, perempuan: seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan.)
- Menghadap Kiblat
Hal-hal yang dapat membatalkan Sholat
- Sengaja berbicara
- Bergerak yang bukan gerakan shalat berturut-turut sebanyak 3 x
- Berhadats kecil atau besar
- Terkena Najis
- Terbukanya aurat dengan sengaja
- Berubah Niat
- Membelakangi kiblat
- Makan atau minum dengan sengaja walaupun sedikit
- Tertawa terbahak-bahak
- Murtad atau keluar dari Islam.
- Meninggalkan salah satu rukun/gerakan shalat dengan sengaja
- Mendahului Imam sebanyak 2 rukun/gerakan shalat apabila shalat dilaksanakan secara berjamaah.
# Berdiri dengan Khusyu'
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat fardhu atau sunnah berdiri karena memenuhi perintah Allah dalam QS. Al Baqarah : 238. Apabila bepergian, beliau melakukan sholat sunnah di atas kendaraannya. Beliau mengajarkan kepada umatnya agar melakukan sholat khauf dengan berjalan kaki atau berkendaraan.
“Peliharalah semua sholat dan sholat wustha dan berdirilah dengan
tenang karena Allah. Jika kamu dalam ketakutan, sholatlah dengan
berjalan kaki atau berkendaraan. Jika kamu dalam keadaa aman, ingatlah
kepada Allah dengan cara yang telah diajarkan kepada kamu yang mana
sebelumnya kamu tidak mengetahui (cara tersebut).” (QS. Al Baqarah :
238)
Jika Seseorang tidak mampu berdiri, maka dia diperbolehkan sholat dengan
posisi duduk, jika tidak mampu sholat dengan posisi duduk, maka
diperbolehkan untuk sholat dengan posisi berbaring
# Menghadap Ka'bah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila berdiri untuk sholat fardhu
atau sholat sunnah, beliau menghadap Ka’bah. Beliau memerintahkan
berbuat demikian sebagaimana sabdanya kepada orang yang sholatnya salah:
“Bila engkau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhu’mu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah.”
(HR. Bukhari, Muslim dan Siraj)
# Niat
Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah
Ta’ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.”
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22).
# Takbiratul Ihrom
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan
hanya sekali ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom
yakni mengucapkan Allahu Akbar ()
di awal sholat dan beliau pun pernah memerintahkan seperti itu kepada
orang yang sholatnya salah. Beliau bersabda kepada orang itu:
Gambar Gerakan Takbirotul Ihrom
“Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu’
dan melakukan wudhu’ sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu
Akbar.”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).
# Bersedekap
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya (bersedekap). Beliau bersabda:
Gambar Gerakan Sedekap dalam Sholat
“Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan
sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika
melakukan sholat.”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya’ dengan sanad shahih).
# Memandang Tempat Sujud
Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal
ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (di dalam sholat).”
(HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
# Membaca Doa Iftitah
Doa iftiftah yang dibaca oleh Rosulullah bermacam-macam. Dalam doa
istiftah tersebut beliau mengucapkan pujian, sanjungan dan kalimat
keagungan untuk Allah. Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang
yang salah melakukan sholatnya dengan sabdanya:
“Tidak sempurna sholat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan
pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca
ayat-ayat al Qur-an yang dihafalnya…”
(HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim, disetujui oleh Dzahabi).
Berikut bacaan doa iftitah
كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
إنِي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا
وَمَا أَنَا مِنَ اْلمُشْرِكِين
إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ اْلمُسْلِمِينَ
إنِي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا
وَمَا أَنَا مِنَ اْلمُشْرِكِين
إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ اْلمُسْلِمِينَ
# Membaca Al-Fatihah
Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al-Fatihah”
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Jama’ah: yakni Al-Imam Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-i dan Ibnu Majah).
“Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Al-Fatihah maka sholatnya buntung, sholatnya buntung, sholatnya buntung…tidak sempurna”
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim dan Abu ‘Awwanah).
# Membaca Surat Pendek
Membaca surat Al Qur-an setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya
sunnah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan
tidak membacanya. Membaca surat Al-Qur-an ini dilakukan pada dua roka’at
pertama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat-surat
yang panjang kecuali dalam kondisi sakit atau sibuk, sedangkan kalau
sebagai imam disesuaikan dengan kondisi makmumnya (misalnya ada bayi
yang menangis maka bacaan diperpendek).Rasulullah berkata:
“Aku melakukan sholat dan aku ingin memperpanjang bacaannya akan
tetapi, tiba-tiba aku mendengar suara tangis bayi sehingga aku
memperpendek sholatku karena aku tahu betapa gelisah ibunya karena
tangis bayi itu.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim)
# Takbir Menuju Ruku'
Dilakukan mirip dengan Takbiratul Ihrom dan juga membaca Takbir yakni mengucapkan
Allahu Akbar ().
# Ruku'
Bila Rasulullah ruku’ maka beliau meletakkan telapak tangannya pada lututnya, demikian beliau juga memerintahkan kepada para shahabatnya.
Menekankan tangannya pada lututnya.
Bacaan Ruku'
# Bangun dari Ruku' (I' tidal)
# Ruku'
Bila Rasulullah ruku’ maka beliau meletakkan telapak tangannya pada lututnya, demikian beliau juga memerintahkan kepada para shahabatnya.
“Bahwasanya shallallahu ‘alaihi wa sallam (ketika ruku’) meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud)
Menekankan tangannya pada lututnya.
“Jika kamu ruku’ maka letakkan kedua tanganmu pada kedua lututmu dan
bentangkanlah (luruskan) punggungmu serta tekankan tangan untuk ruku’.”
Gambar Gerakan Ruku'
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Abu Dawud)
Beliau pernah melihat orang yang ruku’ dengan tidak sempurna dan sujud seperti burung mematuk, lalu berkata:
“Kalau orang ini mati dalam keadaan seperti itu, ia mati diluar agama
Muhammad [sholatnya seperti gagak mematuk makanan] sebagaimana orang
ruku’ tidak sempurna dan sujudnya cepat seperti burung lapar yang
memakan satu, dua biji kurma yang tidak mengenyangkan.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Ya’la, Al-Ajiri, Al-Baihaqi,
Adh-Dhiya’ dan Ibnu Asakir dengan sanad shahih, dishahihkan oleh Ibnu
Khuzaimah)
Bacaan Ruku'
# Bangun dari Ruku' (I' tidal)
Setelah ruku’ dengan sempurna dan selesai membaca do’a, maka kemudian
bangkit dari ruku’ (i’tidal). Waktu bangkit tersebut membaca
Gambar Gerakan I'tidal
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Aku melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat
kedua tangannya sampai setentag kedua pundaknya, hal itu dilakukan
ketika bertakbir mau rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit )
dari ruku’ sambil mengucapkan SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH…”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan Malik).
Setelah itu membaca Doa
رَبّنا لَكَ الحَمْدَ مِلْءُ السَمَوَاتِ وَمِلْءُ الأرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ ِمنْ
شَيءٍ بَعْدُ
شَيءٍ بَعْدُ
# Sujud
Setelah I'tidal maka selanjutnya gerakan yang dilakukan adalah sujud
yaitu, meletakkan kepala kepala dengan menyentuhkan/menekankan hidung
dan jidat/kening/dahi ke lantai (tangan sejajar dengan pundak atau daun
telinga).
Gambar Gerakan Sujud
Dari Ibnu ‘Abbas berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Aku diperintah untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami diperintah
untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota badan; yakni kening sekaligus
hidung, dua tangan (dalam lafadhz lain; dua telapak tangan), dua lutut,
jari-jari kedua kaki dan kami tidak boleh menyibak lengan baju dan
rambut kepala.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama’ah)
Posisi telapak kaki saat sujud
Perhatikan juga posisi penempatan jari kaki saat Sujud # Duduk antara dua Sujud
Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada
roka’at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua
sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki
kiri dan kaki kanan ditegakkan)
Duduk dari Samping
Duduk dari belakang
Beliau menegakkan kaki kanannya (Al-Bukhari)
Menghadapkan jari-jemarinya ke kiblat (An-Nasa-i)
bacaannya :
رَبِّ اغْفِرْ ِلي وَارْحمَني
وَاجْبرُنِي وَارْفَعْني
وَارْزُقْنيِ وَعَافِني
وَاعْفُ عَِني
وَاجْبرُنِي وَارْفَعْني
وَارْزُقْنيِ وَعَافِني
وَاعْفُ عَِني
# Sujud ke Dua
Sama persis seperti Sujud pertama
# Tahiyat Awwal dan Akhir
Duduk tahiyat awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah roka’atnya
lebih dari dua (2), pada sholat wajib dilakukan pada roka’at yang ke-2.
Sedang duduk tahiyat akhir dilakukan pada roka’at yang terakhir.
Masing-masing dilakukan setelah sujud yang kedua.
Posisi Tahiyat Awal
Dari Abi Humaid As-Sa’idiy tentang sifat sholat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, dia berkat, “Maka apabila Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam duduk dalam dua roka’at (-tasyahhud awwal) beliau
duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam roka’at yang akhir
(-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk di tempat
kedudukannya (lantai dll).”
Duduk tahiyat awal dan Akhir dari Depan
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)
Posisi Tahiyat Akhir
Posisi Jari Telunjuk
Selama melakukan duduk tasyahhud awwal maupun tasyahhud akhir, berisyarat dengan telunjuk kanan, disunnahkan menggerak-gerakkannya. Kadang pada suatu sholat digerakkan pada sholat lain boleh juga tidak digerak-gerakkan.
Doa Tahiyat awwal :
التَّحِيَّاتُ ألمُبَاركاتُ الصَّلَوَاتُ َالطَّيِّبَاتُ ِلِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلا مُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالحينَ ِ
أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ محَمَّدًا رَسُولُُ الله اللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ
وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلا مُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالحينَ ِ
أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ محَمَّدًا رَسُولُُ الله اللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ
Doa Tahiyat Akhir
Sama dengan doa Tahiyat awal lalu ditambah dengan doa dibawah ini :
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إبْرَاهِيم وعَلَي آلِ سَيدنا إِبْرَاهِيمَ و بَارِِكْ
عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا
إبراهيم و علي آلِ سيدناإِبْرَاهِيمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا
إبراهيم و علي آلِ سيدناإِبْرَاهِيمَ في العالمين إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Untuk tahiyat akhir banyak yang menambahkan doa agar dilindungi dari 4 hal ( siksa jahannam, siksa kubur, fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid Dajjaal ). Doanya :
# Salam
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do’a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do’a lainnya. yaitu dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do’a salam kemudian ke kiri.
Doa salamnya adalah :
“Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam.”
(Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)
Setelah Sholat Dilanjutkan Dengan Doa Wirid Dan Doa lainnya pada posting selanjutnya....
Wassalam (http://gudangdoa.blogspot.com/2012/06/panduan-sholat-lengkap.html)
0 comments:
Post a Comment