Monday, May 13, 2013

Babad Sakra


Ringkasan Babad Sakra
 
Babad Sakra yang ditulis oleh Raden Barak dari Desa Kuripan ini memulai tuturnya tentang situasi politik di desa Sakra. Dikisahkan, sebagai akibat berkuasanya Raden Surya Jaya yang sebenarnya belum dianggap tepat, banyak memberikan andil atas kekalahan dan kehancuran desa Sakra. Dalam kemudaannya di bidang usia, ilmu pengetahuan, dan siasat, serta sikap, Raden Surya Jaya telah menyeret Sakra kepada situasi yang begitu rumit dan akhirnya berakibat fatal. Ia kurang mempedulikan nasehat-nasehat para tetua, baik dari pemuka Agama atau para sesepuh yang telah memiliki banyak pengalaman hidup, ilmu kearifan dan ilmu siasat yang tinggi. Berulang kali kemenangan hampir diraihnya, akan tetapi akibat “tingkah kemudaannya” ia telah jatuh  kembali dan mengalami kekalahan.
Pada bagian tengah dari babad ini bertutur mengenai situasi Kerajaan Mataram di Karang Asem Sasak,  seperti yang terdapat pula pada babad Praya.  Bagian ini bercerita tentang perang saudara antar Kerajaan Mataram dengan Karang Asem Sasak. Di bagian ini diceritakan pula tentang latar belakang kehancuran Kerajaan Karang Asem Sasak (Singasari) yang diperintah oleh seorang raja  wanita yang bernama Dewa Cokorda yang  bergelar Dewa Agung. Tingkah laku Dewa Agung yang kurang terpuji karena paham kebebasan sex  (free sex)  yang dianutnya. Ia berpaham bahwa siapa pun bebas melakukan hubungan sex dengan siapa pun. Hal ini  telah menjerumuskan Kerajaan Karang Asem Sasak ini ke jurang kehancurannya. Bermula dari perbuatan adiknya, Ayu Putri yang menikah dengan putra Raja Mataram, akan tetapi ia melakukan penyelewengan dengan Gusti Gde. Hal inilah yang kemudian menjadi puncak kemarahan  Mataram karena Dewa Agung melindungi perbuatan tercela adiknya dan tidak mengizinkan Ida Ratu Mami Ayu Putri untuk menghukum (membunuh) Gde Dangin. Perang saudara pun tak dapat dielakkan lagi antara Singasari dengan Mataram. Dalam peperangan ini ditonjolkan peranan beberapa orang-orang yang dianggap pahlawan, seperti  Gde Bonaha Mumbul, Neneq laki Batu dan Neneq Laki Galiran (dua bersaudara dari Kuripan), Gusti Gde Wanasari,dan anak Agung Ketut Karang. Namun Laki Batu kemudian membuat gara-gara sampai menimbulkan perang dengan Pagutan. Pada saat itu Mataram telah memperoleh kemenangan. Pagutan yang dahulunya pernah membantu Mataram dihancur leburkan oleh Mataram hanya karena masalah Wanita (perkawinan yang gagal).
Melalui tutur yang berliku-liku dan panjang, akhirnya Babad Sakra sampai pada kisah pertempuran besar-besaran (pemberontakan) Sasak terhadap kerajaan Mataram Lombok. Tutur babad Sakra pada bagian yang disebut terakhir ini terdapat pula pada babad Praya dengan ulasan yang meskipun berbeda versinya, akan tetapi pokok isinya sama.
_________________________________________________________________________
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal gumi sasak untuk SD/MI Kelas VI oleh H. Sudirman dkk.

0 comments:

Post a Comment

| Guru Madrasah Blog © 2013. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Edited by Abdul Hanan | Back To Top |