الحــديث
الأول
HADITS PERTAMA
عَنْ
أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا
اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ
وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ
يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه
إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة
البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما
اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Kosa kata
/ مفردات :
الأعمال
(العمل) : Perbuatan
|
امرء : Seseorang
|
نوى :
(Dia) niatkan
|
امرأة : seorang wanita
|
Arti
Hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata:
Saya mendengar Rasulullah e
bersabda : Sesungguhnya setiap
perbuatan([1]) tergantung
niatnya([2]). Dan
sesungguhnya setiap orang
(akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya ([3])
karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya
kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia
yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya
(akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat
dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah
bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al
Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang
paling shahih yang pernah dikarang) .
Catatan :
1.
Hadits ini merupakan salah
satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam
syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.
Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan
anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan
dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam
fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga
Islam.
2.
Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang
yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang
wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan
keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir
Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran
yang terdapat dalam Hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Niat merupakan syarat
layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan
mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
2.
Waktu pelaksanaan niat
dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3.
Ikhlas dan membebaskan niat
semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.
4.
Seorang mu’min akan diberi
ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5.
Semua pebuatan yang
bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan
Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6.
Yang membedakan antara ibadah
dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7.
Hadits diatas menunjukkan
bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan
iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati,
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث
1. Niat dan keikhlasan : 7 : 29, 98 : 5
2. Hijrah : 4 : 97, 2
: 218, 3 : 195, 8 : 72
3. Fitnah dunia : 3 : 145, 4 : 134,
6 : 70, 8 : 67.
الحـديث الثاني
HADITS KEDUA
عَنْ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ
عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ
يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ
إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ
وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ
تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ
إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ،
قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ
وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ
بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ
تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا
الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ
أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ
الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ
انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ
السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ
أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . [رواه
مسلم]
Kosa
kata /مفردات :
طلع :
Terbit / datang
|
العراة
(العاري) : telanjang
|
أسند :
Menyandarkan
|
رعاء
(راعي) : Penggembala
|
كفَّيه (كف) : Kedua telapak
tangan
|
يتطاولون
: saling
meninggikan
|
فخذيه
(فخذ) : Kedua pahanya
|
انظلق : Berangkat /
Bertolak
|
ركبتيه
(ركبة) : Kedua lututnya
|
أثر
: Bekas
|
الحُفاة
(الحافي) : telanjang kaki
|
أمارات
(أمارة) : tanda-tanda
|
Arti
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika
kami duduk-duduk disisi Rasulullah e
suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang
sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas
perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga
kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada
lututnya (Rasulullah e
) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka
bersabdalah Rasulullah e:
“ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada ilah (tuhan yang
disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu
“, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya
dia pula yang membenarkan. Kemudian dia
bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “,
kemudian dia berkata: “ anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu
beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan
engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” .
Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”.
Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia
berkata: “ Beritahukan aku tentang
tanda-tandanya “, beliau bersabda: “
Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang
bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya “,
kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau
(Rasulullahe)
bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang
kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “. (Riwayat
Muslim)
Catatan :
·
Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam
maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman,
Islam dan Ihsan .
·
Hadits ini mengandung makna yang sangat agung
karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’
(kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan
makhluk di bumi/ Rasulullah e)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Disunnahkan untuk
memperhatikan kondisi pakaian,
penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia
dan penguasa.
2.
Siapa yang menghadiri majlis
ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu
masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya
tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat
mengambil manfaat darinya.
3.
Jika seseorang yang ditanya
tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak
tahu“, dan hal tersebut tidak mengurangi
kedudukannya.
4.
Kemungkinan malaikat tampil
dalam wujud manusia.
5.
Termasuk tanda hari kiamat
adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak
memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan
hambanya.
6.
Tidak disukainya mendirikan
bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan.
7.
Didalamnya terdapat dalil
bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.
8.
Didalamnya terdapat
keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Iman : 2 : 285, 5 :
5, 6 : 82 dll.
2.
Islam : 2 : 112, 4 :
125, 72 : 14, 40 : 66, 3 : 19, 5 : 3
3.
Ihsan : 18 : 30, 28 :
77, 17 : 7, 5 : 93
4.
Hari akhir : 7 : 187, 22
: 7, 31 : 34 .
5. Ilmu ghaib hanya
Allah yang mengetahui : 2 : 3, 27:65, 6 : 50, 7 : 188
6.
Belajar & mengajarkan Islam : 16:43, 21:7, 3:79, 9:122
الحـديث الثالث
HADITS
KETIGA
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ
اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ :
شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ
وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ
رَمَضَانَ. [رواه
الترمذي ومسلم ]
Kosa kata
/ مفردات :
سمعتُ : (saya) mendengar
|
بُنِيَ
(بَنَى) : Dibangun
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh- Khottob radiallahuanhuma dia
berkata : Saya mendengar Rasulullah e
bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang
berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Rasulullah e
menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang
mantap.
2.
Pernyataan tentang keesaan
Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad e, merupakan hal yang paling mendasar dibanding
rukun-rukun yang lainnya.
3.
Selalu menegakkan shalat dan
menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya dan
sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu
meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari
perbuatan keji dan munkar.
4.
Wajib mengeluarkan zakat dari
harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat sudah ada pada mereka lalu
memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan.
5.
Wajibnya menunaikan ibadah
haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
6.
Adanya keterkaitan rukun
Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim
berdasarkan ijma’.
7.
Nash diatas menunjukkan bahwa
rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara lain yang penting dalam
Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah e
bersabda:
الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ
شُعْبَةً
“ Iman itu terdapat tujuh puluh
lebih cabang “
8.
Islam adalah aqidah dan amal
perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman
tanpa amal .
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Wala’ dan Bara’ dalam
syahadatain : 2 : 256, 16 :
36
2. Shalat : 2 : 3, 19 : 31, 20 :
132,
3. Zakat : 9 : 71, 19 : 55, 73
: 20
4. Haji : 3 : 97, 2 :
196, 22 : 27
5. Puasa : 2 : 183, 2 : 185.
الحـديث الرابـع
HADITS KEEMPAT
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ
اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ
خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ
عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ
مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ
الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ
وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ
إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ
بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ
بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا . [رواه
البخاري ومسلم]
Kosa
kata / مفردات
:
حدثنا :
menyampaikan (kpd kami)
|
خَلْقه : penciptaan(nya)
|
بطن : perut
|
نطفة : setetes mani
|
علقة : setetes
darah
|
مضغة : segumpal daging
|
المَلَكَ bentuk tunggal
dari ملائكة
|
يَنْفُخُ
: Meniup
|
أجله : kematian
(nya)
|
شقيٌّ : Celaka
|
سعيد : bahagia
|
ذراع : hasta (jarak antara
|
يسبق : mendahului
|
telapak tangan dan siku)
|
Terjemah
Hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata
: Rasulullahe
menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan :
Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai
setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh
hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan
dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya,
ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada ilah
selain-Nya, sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli
syurga hingga jarak antara dirinya dan syurga tinggal sehasta akan tetapi telah
ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah
dia ke dalam neraka. sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan
ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi
telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli syurga maka masuklah dia ke dalam syurga. (Riwayat
Bukhori dan Muslim).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Allah ta’ala mengetahui
tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka
alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.
Tidak mungkin bagi manusia di
dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk syurga atau neraka, akan tetapi
amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3.
Amal perbuatan dinilai di
akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini,
justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang
baik (husnul khotimah).
4.
Disunnahkan bersumpah untuk
mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5.
Tenang dalam masalah rizki
dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu
mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6.
Kehidupan ada di tangan
Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.
7.
Sebagian ulama dan orang
bijak berkata bahwa dijadikannya
pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah
sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu
menciptakannya sekaligus.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Pengorbanan seorang ibu yang
mengandung : 31 : 14
2.
Teori reproduksi manusia : 22 : 5, 23 : 14
3.
Takdir : 57 : 22, 64 : 11
4.
Husnul khotimah : 2 : 132, 4 : 18
الحـديث الخامس
HADITS KELIMA
عَنْ
أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ
: قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه
وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا
مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم
: مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Kosa kata
/ مفردات :
أحدث : Mengada-ada
|
ردٌّ : Tertolak
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha
dia berkata : Rasulullah e
bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam
urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya[4]),
maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim
disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan
(ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Setiap perbuatan ibadah yang
tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.
2.
Larangan dari perbuatan
bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
3.
Islam adalah agama yang
berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’
(mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah e
telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
4.
Agama Islam adalah agama yang
sempurna tidak ada kurangnya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Kesempurnaan Islam : 5 : 3,
2. Bid’ah dan taklid : 57 : 27, 17 :
36
الحــديث السادس
HADITS KEENAM
عَنْ
أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ
الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ
مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ
وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي
يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى
اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ
مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ [رواه
البخاري ومسلم]
Kosa
kata / مفردات :
بَيِّنٌ : jelas
|
أمور
(أمر) : Perkara-perkara
|
مشتبهات : samar/syubhat
|
اتقى : Menghindar
|
اسْتَبْرَأ : Membebaskan
|
عِرْضه : kehormatan
(nya)
|
وقع :
terjerumus, melakukan
|
الراعي : penggembala,
|
يرعى : menggembala
|
pemimpin
|
يوشك : hampir,
nyaris
|
الحمى
: batas, pematang.
|
مضغة : segumpal
daging
|
صلح(ت) : baik, layak,
|
فسد(ت) : rusak
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah e
bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas
dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat
(samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut
terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan
kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan
terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang
menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk
memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap
raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan.
Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka
baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh;
ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Riwayat
Bukhori dan Muslim)
Catatan :
· Hadits ini merupakan salah satu landasan pokok
dalam syari’at. Abu Daud berkata : Islam itu berputar dalam empat hadits,
kemudian dia menyebutkan hadits ini salah satunya.
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
2.
Banyak melakukan syubhat akan
mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram.
3.
Menjauhkan perbuatan dosa
kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar.
4.
Memberikan perhatian terhadap
masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan fisik.
5.
Baiknya amal perbuatan
anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.
6.
Pertanda ketakwaan seseorang
jika dia meninggalkan perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan
terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan.
7.
Menutup pintu terhadap
peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan cara ke arah sana.
8.
Hati-hati dalam masalah agama
dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan
persangkaan buruk.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Penetapan halal dan haram : 2 : 275, 16 : 115, 5 :
87
2. Menghindari syubhat : 49 : 12
3. Kedudukan hati : 26 : 89, 16
: 106, 22 : 46
4. Allah Maha Berkuasa (Raja) : 5 : 40, 114 : 2
الحــديث السابع
HADITS KETUJUH
عَنْ
أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ
وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ . [رواه
البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu,
sesungguhnya Rasulullah e
bersabda : Agama adalah nasehat[6])[7]),
kami berkata : Kepada siapa ? beliau
bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin
dan rakyatnya [8]).
(Riwayat
Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
:
1.
Agama Islam berdiri tegak
diatas upaya saling menasihati, maka harus selalu saling menasihati diantara
masing-masing individu muslim.
2.
Nasihat wajib dilakukan sesuai
kemampuannya .
Tema
hadits dan ayat yang terkait dengannya :
1.
Da’wah dan Amar Ma’ruf Nahi munkar : 3 : 104, 3: 110, 41 :
33
3.
Pentingnya selalu upaya untuk
saling mengingatkan : 51 : 55, 87
: 9.
الحـديث
الثـامن
HADITS KEDELAPAN
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ
حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ
اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ
عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءُهُمْ
وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
[رواه البخاري ومسلم ]
Kosa kata / مفردات :
أُمِرْتُ
: aku diperintahkan
|
أُقَاتِل : (aku) Memerangi
|
دماء : bentuk jamak dari دم
: darah
|
عصموا :
mereka terlindung
|
Terjemah
hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah e bersabda : Aku
diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta mereka akan dilindungi kecuali dengan hak
Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah U (Riwayat Bukhori
dan Muslim)
Catatan :
Hadits
ini secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah
rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka
termasuk diantaranya mereka yang menolak membayar zakat . Maka Umar bin Khottob
menegurnya seraya berkata : “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang
mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku
diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” . Maka berkatalah Abu Bakar : “Sesungguhnya zakat adalah haknya
harta”,[9]) hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi
mereka.
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.
Maklumat
peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2.
Diperbolehkannya
membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka
yang menolak membayar zakat.
3.
Tidak diperbolehkan berlaku
sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum muslimin.
4.
Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim jika dia melakukan
perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina
bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan
sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5.
Dalam hadits ini terdapat
jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal
perbuatan.
6.
Tidak mengkafirkan pelaku
bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya.
7.
Didalamnya terdapat dalil
bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang
zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada Allah.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Aqidah dan syariat harus
ditegakkan : 42 : 13,
2.
Perlindungan terhadap nyawa
dan harta : 2 : 188, 4 : 93
3.
Besarnya kedudukan zakat : 9 : 34
الحــديث التـاسع
HADITS KESEMBILAN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ
وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ . [رواه
البخاري ومسلم]
Kosa kata
/ مفردات :
نـَهَيْتُكم : (Aku) larang kalian
|
اجتنبوا : Mereka
menghindari- nya
|
أَمَرْتُكُم : (Aku) perintahkan kalian
|
أَهْلَكَ : Menghancurkan
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah
Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar
Rasulullah e bersabda : Apa yang aku
larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka
hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang
sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna)
dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. (Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
:
1.
Wajibnya menghindari semua
apa yang dilarang oleh Rasulullah e.
2.
Siapa yang tidak mampu
melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu
sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.
3.
Allah tidak akan membebankan
kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.
4.
Perkara yang mudah tidak
gugur karena perkara yang sulit.
5.
Menolak keburukan lebih
diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6.
Larangan untuk saling
bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7.
Wajib mengikuti Rasulullah e,
ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.
8.
Al Hafiz berkata : Dalam
hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih
penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum
dibutuhkan.
Tema
hadits dan ayat yang terkait :
1. Patuh kepada Rasulullah e : 59 : 7, 8 : 46
2. Bertakwa sebatas kemampuan
: 64 : 16 .
4.
Berdebat yang tak berguna dan bertikai, sumber
kehan-curan : 40 : 5
الحـديث العاشر
HADITS KESEPULUH
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً،
وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ
تَعَالَى : ,يَا
أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ
تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ ذَكَرَ
الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى
السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ . [رواه
مسلم]
Kosa kata / مفردات
يقبل : Menerima
|
يطيل : Panjang / jauh
|
أشعث : Kumal
|
أغبر : Berdebu /
dekil
|
يَمُدّ
: Memanjangkan/ mengangkat
|
فأَنَّى : Maka dari mana/ bagaimana
|
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah e
bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu
baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan
orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai
Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman
: Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami
rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan
perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya
ke langit seraya berkata : Ya Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari
sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan
dikabulkan. (Riwayat Muslim).
Pelajaran
:
1.
Dalam hadits diatas terdapat
pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
2.
Allah ta’ala tidak menerima
kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak
akan diterima.
3.
Sesuatu yang disebut baik
adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4.
Berlarut-larut dalam
perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
5.
Orang yang maksiat tidak
termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
6.
Makan barang haram dapat
merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.
7.
Anjuran untuk berinfaq dari
barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
8.
Seorang hamba akan diberi
ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan
untuk ta’at kepada Allah.
9.
Doa orang yang sedang safar
dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10. Dalam
hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh,
kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan
berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan
kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.
Tema
hadits dan ayat yang terkait :
1. Mempersembahkan yang
terbaik kepada Allah : 28 : 77
2. Mengkonsumsi yang halal : 5 : 88
3. Meratap dalam berdoa : 19 : 3, 32 : 16 .
الحـديث الحادي
عشر
PELAJARAN KESEBELAS
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ
عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ .
[رواه
الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Kosa kata / مفردات :
حفظ(ت) : (saya) menghafal/
mengetahui
|
دَعْ : tinggalkan
|
يريب(ك) : meragukan-(mu)
|
Terjemah
hadits:
Dari
Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah e
dan kesayangannya y
dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah e
(sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak
meragukanmu.
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)
Pelajaran:
1.
Meninggalkan syubhat dan
mengambil yang halal akan melahirkan sikap wara’.
2.
Keluar dari ikhtilaf
ulama lebih utama karena hal tersebut lebih terhindar dari perbuatan syubhat,
khususnya jika diantara pendapat mereka tidak ada yang dapat dikuatkan.
3.
Jika keraguan bertentangan
dengan keyakinan maka keyakinan yang diambil.
4.
Sebuah perkara harus jelas
berdasarkan keyakinan dan ketenangan. Tidak ada harganya keraguan dan
kebimbangan.
5.
Berhati-hati dari sikap
meremehkan terhadap urusan agama dan masalah bid’ah.
6.
Siapa yang membiasakan
perkara syubhat maka dia akan berani melakukan perbuatan yang haram.
Tema
hadits dan ayat yang terkait :
1. Meninggalkan keragu-raguan : 14 : 10, 49 : 15, 2
: 2
الحــديث الثاني
عشر
HADITS KEDUA BELAS
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
[حديث
حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]
Kosa kata /مفردات :
ترك(ـه)
(dia) meninggalkan
|
يعني(ـه) : penting (baginya)
|
Terjemah hadits :
Dari Abu
Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah e
bersabda
: Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak
berguna baginya .
(Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya)
Pelajaran:
1.
Termasuk sifat-sifat orang
muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara yang mulia serta
menjauhkan perkara yang hina dan rendah.
2.
Pendidikan bagi diri dan
perawatannya dengan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat didalamnya.
3.
Menyibukkkan diri dengan
sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan merupakan pertanda
kelemahan iman.
4.
Anjuran untuk memanfaatkan
waktu dengan sesuatu yang manfaatnya kembali kepada diri sendiri bagi dunia
maupun akhirat.
5.
Ikut campur terhadap sesuatu
yang bukan urusannya dapat mengakibatkan kepada perpecahan dan pertikaian
diantara manusia.
Tema
hadits dan ayat yang terkait :
1.
Optimalisasi waktu dan
potensi : 103 : 1-3, 2 : 148
2.
Meninggalkan hidup terlena : 63
: 9, 31 : 6
الحـديث الثالث
عشر
HADITS KETIGA BELAS
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ
مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه
البخاري ومسلم]
Kosa
kata / مفردات :
يحب : Mencintai
|
(لـ)نفس(ـه) : (untuk) diri-(nya)
|
Terjemah
hadits :
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu,
pembantu Rasulullah e dari Rasulullah e,
beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia
mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Seorang mu’min dengan mu’min
yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai saudaranya maka seakan-akan
dia mencintai dirinya sendiri.
2.
Menjauhkan perbuatan hasad
(dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kesempurnaan iman.
3.
Iman dapat bertambah dan
berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
4.
Anjuran untuk menyatukan
hati.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Menyakiti saudara sama dengan
menyakiti diri sendiri : 49 : 12,
2.
Ukhuwwah Islamiah : 49 : 10, 3 : 103
الحــديث الرابع
عشر
HADITS
KEEMPAT BELAS
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم : لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَنِّي رَسُوْلُ اللهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ : الثَّيِّبُ الزَّانِي،
وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ [رواه البخاري
ومسلم]
Kosa kata / مفردات :
يحل : halal
|
دم : darah
|
الثيب : yang sudah
menikah
|
الزاني : orang yang berzina
|
التارك : orang yang meninggalkan
|
المفارق : memisahkan dirinya
|
Terjemah hadits / ترجمة الحديث
:
Dari
Ibnu Mas’ud radiallahuanhu dia berkata : Rasulullah e
bersabda : Tidak halal darah seorang muslim
yang bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa saya (Rasulullah e
) adalah utusan Allah kecuali dengan tiga sebab : Orang tua yang berzina,
membunuh orang lain (dengan sengaja), dan meninggalkan agamanya berpisah dari
jamaahnya. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Tidak boleh menumpahkan darah
kaum muslimin kecuali dengan tiga sebab, yaitu : zina muhshon (orang
yang sudah menikah), membunuh manusia dengan sengaja dan meninggalkan agamanya
(murtad) berpisah dari jamaah kaum muslimin.
2.
Islam sangat menjaga
kehormatan, nyawa dan agama dengan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka yang
mengganggunya seperti dengan melakukan zina, pembunuhan dan murtad.
3.
Sesungguhnya agama yang
disepakati adalah yang dipegang oleh jamaah kaum muslimin, maka wajib dijaga
dan tidak boleh keluar darinya.
4.
Hukum pidana dalam Islam
sangat keras, hal itu bertujuan untuk mencegah (preventif) dan melindungi.
5.
Pendidikan bagi masyarakat
untuk takut kepada Allah ta’ala dan selalu merasa terawasi oleh-Nya dan keadaan
tersembunyi atau terbuka sebelum dilaksanakannya hukuman.
6.
Hadits diatas menunjukkan
pentingnya menjaga kehormatan dan kesucian.
7.
Dalam hadits tersebut
merupakan ancaman bagi siapa yang membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah
ta’ala.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Nyawa seorang muslim
dilindungi : 4 : 93
3.
Hukuman dalam Islam sebagai
bagian dari perlindungan: 2 : 179
الحديث الخامس
عشر
HADITS KELIMA BELAS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ . [رواه
البخاري ومسلم]
Kosa kata / مفردات :
(لـِ)يَصْمُتْ : (hendaklah) dia
diam
|
يُكْرِم : memuliakan
|
جار(ه) :
tetangga-(nya)
|
ضَيْفَـ(هُ) : tamu-(nya)
|
Terjemah hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya
Rasulullah e bersabda: Siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam,
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati
tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia memuliakan tamunya
(Riwayat
Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
:
1.
Iman terkait langsung dengan
kehidupan sehari-hari.
2.
Islam menyerukan kepada
sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu
masyarakat muslim.
3.
Termasuk kesempurnaan iman
adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya .
4.
Berlebih-lebihan dalam
pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan
merupakan jalan keselamatan.
5.
Islam sangat menjaga agar
seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang
diharamkan dalam setiap kondisi.
6.
Tidak memperbanyak
pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada
perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7.
Termasuk kesempurnaan iman
adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya serta tidak menyakitinya.
8.
Wajib berbicara saat
dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan beramar ma’ruf
nahi munkar.
9.
Memuliakan tamu termasuk
diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam.
10. Anjuran
untuk mempergauli orang lain dengan baik.
Tema
hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iman dan pengaruhnya dalam
prilaku keseharian :
2. Menjaga perkataan : 50 : 18,
3. Hubungan baik dengan
tetangga : 4 : 36,
4. Sikap mulia terhadap tamu : 51 : 24-27
الحـديث السادس
عشر
HADITS KEENAM BELAS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه
البخاري]
Kosa kata
/ مفردات :
أَوْصِـ(نِي) : nasihatilah
(saya)
|
لا : Jangan
|
ردّد : mengulanginya
|
|
تغضب : (engkau) marah
|
مراراً : berkali-kali
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu
Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu
‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah )
nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal
itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah. (Riwayat
Bukhiroi )
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Anjuran bagi setiap muslim
untuk memberikan nasihat dan mengenal perbuatan-perbuatan kebajikan, menambah
wawasan ilmu yang bermanfaat serta memberikan nasihat yang baik.
2.
Larangan marah.
3.
Dianjurkan untuk mengulangi
pembicaraan hingga pendengar menyadari pentingnya dan kedudukannya.
Tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Meninggalkan sifat pemarah
: 3 : 159, 3 : 134
الحــديث السابع
عشر
HADITS KETUJUH BELAS
عَنْ
أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ
فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ
ذَبِيْحَتَهُ . [رواه
مسلم]
Kosa kata / مفردات :
الإحسان : berlaku baik
|
قتلـ(ـتم) : (kalian) membunuh
|
القتلة : cara membunuh
|
ذبحـ(ـتم) : (kalian) menyembelih
|
الذبحة : cara menyembelih
|
يحد : mengasah/ menajamkan
|
شفرتـ(ـه) : pisau- (nya) / alat
|
يرح : senangilah
|
menyembelih
|
ذبيحتـ(ـه): hewan
sembelihan(nya)
|
Terjemah hadits
/ ترحمة الحديث :
Dari
Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda
: Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala
sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika
kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah
pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya. (Riwayat
Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Syariat Islam menuntut
perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk diantaranya adalah hewan.
2.
Tidak boleh menyiksa dan
merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh menyayat-nyayat
orang yang dihukum qishash.
3.
Termasuk ihsan juga berbuat
baik terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya. Tidak boleh
membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelihnya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Profesionalisme : 28 : 77
4.
Berbuat baik hingga kepada
seluruh makhluk (ihsan) : 2 : 195
الحــديث الثامن
عشر
HADITS KEDELAPAN BELAS
عَنْ
أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ "
[رواه الترمذي
وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Kosa
kata / مفردات :
اتَّقِ
(الله) : Bertakwalah (kepada
|
حيثما : Dimana saja
|
Allah)
|
السيئة : keburukan
|
أتبع : Ikutialh
|
خالق : pergaulilah
|
تمحـ(ها) : menghapus-(nya)
|
(بـ)خُلُق : (dengan) akhlak
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma
dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu
berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah
manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Turmuzi, dia
berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Takwa kepada Allah merupakan
kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
2.
Bersegera melakukan ketaatan
setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
3.
Bersungguh-sungguh menghias
diri dengan akhlak mulia.
4.
Menjaga pergaulan yang baik
merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat.
Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Takwa, bekal disetiap tempat
dan waktu : 2 : 197
2. Akhlak mulia : 68 : 4
الحــديث التاسع
عشر
HADITS KESEMBILAN BELAS
عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ
بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ
كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا
سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ
أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ
يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ
اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ
إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ
الصُّحُفِ
[رواه
الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ
أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ،
وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ
يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ
الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].
Kosa kata
/ مفردات :
خلف : dibelakang
|
أُعَلِّمُـ(ك) : (saya) ajarkan
(engkau)
|
اِحْفَظ : Peliharalah
/jagalah
|
تجاهـ(ك) : dihadapan-(mu)
|
اسْتَعَنْـ(تَ) : (engkau) minta
|
اجتمعـ(ت)
: berkumpul.
|
pertolongan
|
يضرو(ك) : mendatangkan
bahaya
|
ينفعو(ك) : memberikan
manfaat
|
(kepadamu)
|
(kepadamu)
|
الأقلام : bentuk jamak
dari قلم
|
رُفِعَـ(ت) : diangkat
|
الصحف : bentuk jamak dari صحيفة
|
جَفَّـ(ت) : kering
|
yaitu: catatan.
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Al Abbas Abdullah bin Abbas radhiallahuanhuma, beliau berkata :
Suatu saat saya berada dibelakang nabi shollallohu ‘alaihi
wa sallam, maka beliau bersabda : Wahai
ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah[10]),
niscaya dia akan menjagamu, Jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada
dihadapanmu[11]).
Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan,
mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat
berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan
dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu,
dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu , niscaya mereka
tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu.
Pena telah diangkat dan lembaran telah kering[12])
.
(Riwayat
Turmuzi dan dia berkata : Haditsnya hasan shahih). Dalam sebuah riwayat selain
Turmuzi dikatakan : Jagalah Allah, niscaya engkau
akan mendapatkan-Nya didepanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia
akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang ditetapkan luput
darimu tidaklah akan menimpamu dan apa yang
ditetapkan akan menimpamu tidak akan luput darimu, ketahuilah bahwa
kemenangan bersama kesabaran dan kemudahan bersama kesulitan dan kesulitan
bersama kemudahan).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Perhatian Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam dalam mengarahkan umatnya
serta menyiapkan generasi mu’min idaman.
2.
Termasuk adab pengajaran
adalah menarik perhatian pelajar agar timbul keinginannya terhadap pengetahuan
sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.
3.
Siapa yang konsekwen
melaksanakan perintah-perintah Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia
dan akhirat.
4.
Beramal saleh serta
melaksanakan perintah Allah dapat menolak bencana dan mengeluarkan seseorang
dari kesulitan.
5.
Tidak mengarahkan permintaan
apapun (yang tidak dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata.
6.
Manusia tidak akan mengalami
musibah kecuali berdasarkan ketetapan Allah ta’ala .
7.
Menghormati waktu dan
menggunakannya kepada sesuatu yang bermanfaat
sebagaimana Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam memanfaatkan
waktunya saat beliau berkendaraan.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Menyiapkan generasi
beriman : 4 : 9, 25
: 74, 46 :15
2. Allah tempat bergantung
dan berlindung : 1 : 5, 112 : 2
3.
Musibah dan keberuntungan
hanya datang dari Allah : 64 : 11, 9 : 51, 7 : 188, 10
: 49.
الحــديث العشرون
HADITS KEDUA PULUH
عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ
عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ
النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ . [رواه
البخاري ]
Kosa kata
/ مفردات :
أدرك : diketahui, didapatkan
|
النبوة :
kenabian
|
لم : huruf nafi,
artinya: tidak
|
تستح
(تستحي) : (engkau) malu .
|
(فـ)ـاصنع : (maka)
perbuatlah
|
شِئْـ(ـت) : (yang engkau)
sukai
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia
berkata: Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang-orang dari ucapan
nabi-nabi terdahulu adalah : Jika engkau
tidak malu perbuatlah apa yang engkau suka . (Riwayat Bukhori)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Malu merupakan tema yang
telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
2.
Jika seseorang telah
meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
3.
Malu merupakan landasan
akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya
lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit
kebaikannya.
4.
Rasa malu merupakan prilaku
dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya
memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
5.
Tidak ada rasa malu dalam
mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran . Allah ta’ala
berfirman : “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53).
6.
Diantara manfaat rasa malu
adalah ‘Iffah (menjaga diri dari
perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji)
7.
Rasa malu merupakan cabang
iman yang wajib diwujudkan.
Tema
hadits / موضوعات الحديث :
Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya : 33
: 53
الحــديث الحادي
والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH SATU
عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي
عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ
عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ [رواه
مسلم]
Kosa kata
/ مفردات :
أسأل : (saya) bertanya
|
اِسْتَقِم : istiqomah-lah,
berpegang teguhlah.
|
Terjemah hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- : Abu ‘Amrah,
Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqofi radhiallahuanhu dia berkata, saya berkata :
Wahai Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam,
katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak
saya tanyakan kepada seorangpun selainmu. Beliau bersabda: Katakanlah:
saya beriman kepada Allah, kemudian berpegang teguhlah . (Riwayat
Muslim).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Iman kepada Allah ta’ala harus
mendahului ketaatan.
2.
Amal saleh dapat menjaga
keimanan
3.
Iman dan amal saleh keduanya
harus dilaksanakan.
4.
Istiqomah
merupakan derajat yang tinggi .
5.
Keinginan yang kuat dari para
shahabat dalam menjaga agamanya dan merawat keimanannya.
6.
Perintah untuk istiqomah
dalam tauhid dan ikhlas beribadah hanya kepada Allah semata hingga mati.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Bertanya untuk
mendapatkan kebaikan : 2 : 149, 2 : 512, 2 : 217, 2
: 219, 2 : 219, 2 :220.
3.
Iman dan istiqomah : 41
: 30, 46 : 13, 72 : 16, 15 : 99
الحـديث الثاني
والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH DUA
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ جَابِرْ بْنِ
عَبْدِ اللهِ الأَنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَرَأَيْتَ إِذَا
صَلَّيْتُ اْلمَكْتُوْبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، وَأَحْلَلْتُ الْحَلاَلَ،
وَحَرَّمْت الْحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلَى ذَلِكَ شَيْئاً، أَأَدْخُلُ
الْجَنَّةَ ؟ قَالَ : نَعَمْ . [رواه
مسلم]
Kosa kata
/ مفردات :
المكتوبات : Shalat-shalat fardu
|
أحللـ(تُ) : (saya) menghalalkan
|
حرَّمـ(تُ) : (saya) mengharamkan
|
أ / هل : Apakah
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Abdullah, Jabir bin Abdullah Al Anshary radhiallahuanhuma :
Seseorang bertanya kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam, seraya berkata : Bagaimana
pendapatmu jika saya melaksanakan shalat yang wajib, berpuasa Ramadhan,
Menghalalkan yang halal dan mengharamkan
yang haram[13])
dan saya tidak tambah sedikitpun, apakah saya akan masuk surga ?. Beliau
bersabda : Ya.
(Riwayat Muslim)
Catatan :
* Seseorang yang bertanya
dalam riwayat diatas adalah : An Nu’man bin Qauqal.
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1.
Setiap muslim dituntut untuk
bertanya kepada ulama tentang syariat Islam, tentang kewajibannya dan apa yang
dihalalkan dan diharamkan baginya jika hal tersebut tidak diketahuinya.
2.
Penghalalan dan pengharaman
merupan aturan syariat, tidak ada yang berhak menentukannya kecuali Allah
ta’ala.
3.
Amal saleh merupakan sebab
masuknya seseorang kedalam syurga.
4.
Keinginan dan perhatian yang
besar dari para shahabat serta kerinduan mereka terhadap syurga serta upaya
mereka dalam mencari jalan untuk sampai kesana.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Evaluasi diri / muhasabah : 59 : 18
2. Rindu syurga : 3 : 133, 66 : 11
3.
Memperhatikan halal haram dalam kehidupan: 9 : 29, 66 : 1, 7
: 157
الحديث الثالث والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH TIGA
عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي
ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ
للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانِ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ – أَوْ
تَمْلآنِ – مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ،
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ . كُلُّ
النَّاسِ يَغْدُو فَباَئِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا [رواه
مسلم]
Kosa kata
/ مفردات :
الطهور : Bersuci
|
شطر : Setengah,
sebagian
|
تملأ
(تملآن) : Memenuhi
|
برهان
: Bukti
|
يغدو : Berangkat
(pagi hari)
|
بائع : menjual
|
موبق :
Menghancurkan
|
معتق : Memerdekakan
|
ها pada kalimat موبق dan معتق kembali kepada kalimat نفس (jiwa) .
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata :
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Bersuci sebagian dari iman, Al
Hamdulillah dapat memenuhi timbangan[14]),
Subhanallah dan Al Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan
bumi, Sholat adalah cahaya[15]),
shadaqah adalah bukti[16]),
Al Quran dapat menjadi saksi yang meringankanmu atau yang memberatkanmu. Semua
manusia berangkat menjual dirinya[17]),
ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang
menghancurkan dirinya . (Riwayat Muslim).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Iman merupakan ucapan dan
perbuatan, bertambah dengan amal saleh dan keta’atan dan berkurang dengan
maksiat dan dosa.
2.
Amal perbuatan akan ditimbang
pada hari kiamat dan dia memiliki beratnya.
3.
Bersuci merupakan syarat
sahnya ibadah, karena itu harus diperhatikan.
4.
Menjaga shalat akan
mendatangkan petunjuk dan memperbaiki kondisi seorang muslim terhadap manusia,
membedakannya dengan akhlaknya dan perilakunya, kewara’annya dan ketakwaannya.
5.
Seruan untuk berinfaq pada
jalan-jalan kebaikan dan bersegera melakukannya dimana hal tersebut merupakan
pertanda benarnya keimanan.
6.
Anjuran untuk bersabar
tatkala mengalami musibah, khususnya apa yang dialami seorang muslim karena
perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
7.
Semangat membaca Al Quran
dengan pemahaman dan mentadabburi (merenungkan) ma’nanya, menga-malkan
kandungan-kandungannya karena hal tersebut dapat memberi syafaat bagi seorang
hamba pada hari kiamat.
8.
Seorang muslim harus
menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan kepada Allah ta’ala serta
tidak mengabaikannya karena kesibukan lainnya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Keutamaan bersuci : 9 : 108, 2 : 222
2. Keutamaan dan kekuatan
zikir : 8 : 45, 13 :
28
3. Shadaqah : 2 : 261, 57 : 18, 33 :
35.
4. Interaksi dengan Al Quran : 4 : 82, 7 : 204, 25 :
30
5. Perbuatan manusia kembali
kepada dirinya : 17 : 7
الحــديث الرابع
والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH EMPAT
عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ
أَنَّهُ قَالَ : يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي
وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي
كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ،
فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ
أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ
إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ
تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً،
فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي
فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ
أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى
قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا
عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا
عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي
شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ
وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ
وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ
مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ
. يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعَمَالُكُمْ
أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ
وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ .
[رواه
مسلم]
Kosa
kata / مفردات :
تظالموا : (kalian)
saling
|
ضال : sesat
|
menzalimi
|
استهدوني : Hendaklah
kalian minta
|
هديـ(تـ)(ـه) : (aku)
berikan hidayah (kepadanya)
|
hidayah dariku
|
جائع : Lapar
|
أطعمـ(تـ)(ـه) : (Aku)
berikan
|
استطعموني : Mintalah makan
|
makan (kepadanya)
|
kepada-Ku
|
عار : Telanjang
|
كسو(تـ)(ـه) : (Aku) memberi pakaian (kepadanya)
|
استكسوني : Mintalah
pakaian kepada-Ku.
|
تخطئون : (kalian) melakukan
|
تبلغوا : (kalian)
sampai, dapat
|
kesalahan
|
زاد : Menambah
|
أتقى : Yang paling bertaqwa
|
نقص : Mengurangi
|
أفجر : Orang yang paling
|
المخيط : Jarum
|
durhaka
|
أوفيـ(كم) : (Aku)
sempurnakan
|
صعيد : Tempat, bukit.
|
(balasannya)(kepada kalian)
|
أحصيـ(ها) : (Aku)
menghitung(nya)
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam
sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza
Wajalla bahwa Dia berfirman [18]):
Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan
Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah
kalian saling berlaku zalim. Wahai hambaku semua
kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri
hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian
hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku
berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan
kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang
aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku
berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada
malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun
kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni. Wahai hamba-Ku sesungguhnya tidak ada
kemudharatan yang dapat kalian lakukan kepada-Ku sebagaimana tidak ada
kemanfaatan yang kalian berikan kepada-Ku. Wahai hambaku seandainya sejak orang
pertama diantara kalian sampai orang terakhir, dari kalangan manusia dan jin
semuanya berada dalam keadaan paling bertakwa diantara kamu, niscaya hal tersebut
tidak menambah kerajaan-Ku sedikitpun .
Wahai hamba-Ku seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai
orang terakhir, dari golongan manusia dan jin diantara kalian, semuanya seperti
orang yang paling durhaka diantara kalian, niscaya hal itu mengurangi
kerajaan-Ku sedikitpun juga. Wahai hamba-Ku, seandainya sejak orang pertama diantara kalian sampai
orang terakhir semunya berdiri di sebuah
bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi,
niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah
jarum yang dicelupkan di tengah lautan. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya semua
perbuatan kalian akan diperhitungkan untuk kalian kemudian diberikan
balasannya, siapa yang banyak mendapatkan kebaikaan maka hendaklah dia
bersyukur kepada Allah dan siapa yang menemukan selain (kebaikan) itu janganlah
ada yang dicela kecuali dirinya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1.
Menegakkan keadilan diantara
manusia serta haramnya kezaliman diantara mereka merupakan tujuan dari ajaran
Islam yang paling penting.
2.
Wajib bagi setiap orang untuk
memudahkan jalan petunjuk dan memintanya kepada Allah ta’ala.
3.
Semua makhluk sangat
tergantung kepada Allah dalam mendatangkan kebaikan dan menolak keburukan
terhadap dirinya baik dalam perkara dunia maupun akhirat.
4.
Pentingnya istighfar dari
perbuatan dosa dan sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuninya.
5.
Lemahnya makhluk dan
ketidakmampuan mereka dalam mendatangkan kecelakaan dan kemanfaatan.
6.
Wajib bagi setiap mu’min
untuk bersyukur kepada Allah ta’ala atas ni’mat-Nya dan taufiq-Nya.
7.
Sesungguhnya Allah ta’ala
menghitung semua perbuatan seorang hamba dan membalasnya.
8.
Dalam hadits terdapat
petunjuk untuk mengevaluasi diri (muhasabah) serta penyesalan atas dosa-dosa
Tema
hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1.
Besarnya bahaya kezaliman : 7
: 44, 10 : 13
2.
Allah sumber hidayah dan
rezeki : 18 : 17,
3.
Kemurahan dan ampunan Allah
ta’ala : 39 : 53, 7 : 156
4.
Kebaikan dan keburukan akan
kembali kepada manusia : 17 :
7, 47 : 38, 7 : 160
الحـديث الخامس والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH LIMA
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
: أَنَّ نَاساً مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُوْرِ
بِاْلأُجُوْرِ يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ،
وَتَصَدَّقُوْنَ بِفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ قَالَ : أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ
لَكُمْ مَا يَتَصَدَّقُوْنَ : إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ
تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ
صَدَقَةً وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً وَنَهْيٍ عَن مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِي
بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوا : يَا
رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ ؟
قَالَ : أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ ؟
فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ .
[رواه
مسلم]
Kosa kata
/ مفردات :
الدثور bentuk jamak dari دثر : harta
|
الأجور : jamak dari الأجر
: pahala
|
yang
banyak
|
وزر : dosa
|
فضول : sesuatu yang berlebih
|
بضع : kemaluan (maksudnya
adalah: jima’)
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Dzar radhiallahuanhu : Sesungguhnya sejumlah
orang dari shahabat Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam [19])
berkata kepada Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam:
“ Wahai Rasululullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang
banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami
puasa dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sedang kami tidak
dapat melakukannya). (Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam) bersabda : Bukankah Allah telah
menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah ? : Sesungguhnya setiap tashbih
[20])
merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan
sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, amar ma’ruf nahi munkar merupakan
sedekah dan setiap kemaluan kalian[21])
merupakan sedekah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah masakah dikatakan berpahala
seseorang diantara kami yang menyalurkan syahwatnya ?, beliau bersabda :
Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan dijalan yang
haram, bukankah baginya dosa ?, demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan
pada jalan yang halal, maka baginya mendapatkan pahala.
(Riwayat Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Sikap bijak dalam menanggapi
berbagai kondisi serta mendatangkan kabar gembira bagi jiwa serta menenangkan
perasaan.
2.
Para shahabat berlomba-lomba
untuk berbuat kebaikan.
3.
Luasnya keutamaan Allah
ta’ala serta banyaknya pintu-pintu kebaikan yang dibuka bagi hamba-Nya.
4.
Semua bentuk zikir
sesungguhnya merupakan shodaqoh yang dikeluarkan seseorang untuk dirinya.
5.
Kebiasaan-kebiasaan mubah dan
penyaluran syahwat yang disyariatkan dapat menjadi ketaatan dan ibadah jika
diiringi dengan niat saleh.
6.
Anjuran untuk meminta sesuatu
yang dapat bermanfaat bagi seorang muslim dan yang dapat meningkatkan dirinya
ke derajat yang lebih sempurna.
7.
Didalam hadits ini terdapat
keutamaan orang kaya yang bersyukur dan orang fakir yang bersabar.
Tema
hadits dan ayat-ayat Al Quran yang terkait :
1. Iri terhadap kebaikan
orang lain:
2. Pintu-pintu kebaikan
terbuka luas : 2 : 177, 5 :
2
3. Mencari yang halal dan menjauhkan
yang haram :
5.
Menggunakan sesuatu sesuai
yang telah ditetapkan:
الحــديث السادس والعشرون
HADITS KEDUAPULUH ENAM
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ
سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ
الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي
دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ
صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا
إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ . [رواه
البخاري ومسلم]
Kosa kata / مفردات :
سلامَى : tulang pada
telapak
|
تعدل : berlaku adil,
mendamaikan
|
tangan
dan jari-jari (yang dimak-
|
ترفع : mengangkat
|
sud
adalah semua anggota tubuh)
|
خطوة : langkah
|
تعين : menolong
|
الأذى : gangguan, rintangan
|
متاعـ(ـه) : harta benda (nya)
|
تميط : menyingkirkan,
menghilangkna
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata :
Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia wajib
disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil
terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang
yang berkendaraan lalu engkau bantu dia
untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang
baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah
sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah.
(Riwayat
Bukhori dan Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Bersyukur kepada Allah ta’ala
setiap hari atas kesehatan anggota badan.
2.
Allah telah menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya-
setiap anggota badan untuk menolong hamba-hamba Allah ta’ala, bersedekah kepada
mereka dengan menggunakannya sesuai kemaslahatannya.
3.
Temasuk sedekah adalah :
Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, justru seharusnya
digunakan untuk menunaikan hak-hak setiap muslim.
4.
Jasad harus dikeluarkan
zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah melakukan perbuatan
baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak.
5.
Anjuran untuk mendamaikan
kedua belah fihak, tolong menolong, mengucapkan kalimat yang baik, berjalan
menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari shalat.
6.
Anjuran untuk membersihkan
sarana-sarana umum.
7.
Anjuran untuk melakukan
keadilan, karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Menolong sesama manusia : 5 : 2, 107 : 1-7
2. Menjaga kepentingan
bersama :
3. Perkataan yang baik
: 17 : 23, 33 : 32, 4 : 9
الحـديث السابع والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH TUJUH
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ
حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ
عَلَيْهِ النَّاسُ . [رَوَاهُ مُسْلِم] .
وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ
قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ
الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ،
وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ "
[حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين
أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن]
Kosa kata
/ مفردات :
البـر : Kebaikan
|
الإثـم : Dosa
|
حاك : Mengganggu
|
يطَّلِع : Diketahui, diselidiki
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu , dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang
terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia “ Riwayat Muslim. Dan dari Wabishah
bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendatangi Rasulullah saw, lalu
beliau bersabda : Engkau datang untuk menanyakan kebaikan ?, saya menjwab : Ya.
Beliau bersabda : Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa
dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan
menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa
kepadamu dan mereka membenarkannya.
(Hadits hasan kami riwayatkan dari dua musnad Imam
Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan.
Pelajaran yang
terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Tanda perbuatan dosa adalah
timbulnya keragu-raguan dalam jiwa dan tidak suka kalau hal itu diketahui orang
lain.
2.
Siapa yang ingin melakukan
suatu perbuatan maka hendaklah dia menanyakan hal tersebut pada dirinya .
3.
Anjuran untuk berakhlak mulia
karena akhlak yang mulia termasuk unsur kebaikan yang sangat besar.
4.
Hati seorang mu’min akan
tenang dengan perbuatan yang halal dan gusar dengan perbuatan haram.
5.
Melihat terlebih dahulu
ketetapan hukum sebelum mengambil tindakan. Ambillah yang paling dekat dengan
ketakwaan dan kewara’an dalam agama.
6.
Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam ketika menyampaikan sesuatu kepada para
shahabatnya selalu mempertimbangkan kondisi mereka.
7.
Perhatian Islam terhadap
pendidikan sisi agama yang bersifat internal dalam hati orang beriman dan
meminta keputusannya sebelum mengambil tindakan.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1. Kebenaran melahirkan
ketenangan hati : 8 : 10, 13 : 28
2. Hati-hati dalam memberi
fatwa : 17 : 36
3. Hati yang sehat sensitif
terhadap keburukan :
الحــديث الثامن والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH DELAPAN
عَنْ
أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا
رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ،
وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا
مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ
وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ
فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ،
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ،
فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
[رَوَاه
داود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Kosa kata / مفردات :
وعظـ(نا) : menasihati (kami)
|
موعظة : Nasihat
|
وجلـ(ت) : takut
|
القلوب bentuk jamak dari قلب : hati
|
تأَمَّر : Memerintah
|
يعش (يعيش) : hidup
|
عليـ(كم) : Kalian harus
|
إيا(كم) : Kalian jangan
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang
membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata : Ya
Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami
wasiat. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk
dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang
budak. Karena diantara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan
banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan
ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah
dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang
diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “
(Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
Pelajaran:
1.
Bekas yang dalam dari nasehat
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
dalam jiwa para shahabat. Hal tersebut merupakan tauladan bagi para da’i di
jalan Allah ta’ala.
2.
Taqwa merupakan yang paling
penting untuk disampaikan seorang muslim kepada muslim lainnya, kemudian
mendengar dan ta’at kepada pemerintah selama tidak terdapat didalamnya maksiat.
3.
Keharusan untuk berpegang
teguh terhadap sunnah Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin, karena
didalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan, khususnya tatkala banyak terjadi
perbedaan dan perpecahan.
4.
Hadits ini menunjukkan
tentang sunnahnya memberikan wasiat saat berpisah karena didalamnya terdapat
kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
5.
Larangan untuk melakukan hal
yang baru dalam agama (bid’ah) yang tidak memiliki landasan dalam agama.
Tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Anjuran berwasiat menjelang
kematian : 2 :180
2.
Berpegang teguh kepada sunnah
Rasul dan menjauhi bid’ah : 59 : 7, 57 : 27
3.
Patuh kepada pimpinan : 4
: 59
الحــديث التاسع والعشرون
HADITS
KEDUAPULUH SEMBILAN
عَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ،
أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ
: لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ،
وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ
اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً،
وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ،
وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ
أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ
الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي
جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : } تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. –حَتَّى
بَلَغَ-
يَعْمَلُوْنَ{ُ
ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ
سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ
اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ
قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ
وَقَالِ : كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ :
يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ :
ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ
النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ
–أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ – إِلاَّ
حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . [رواه الترمذي
وقال : حديث حسن صحيح]
Kosa kata
/ مفردات :
يسير : Mudah
|
جُنَّة : Tameng, pelindung
|
تطفئ : Memadamkan
|
جوف
الليل : Pertengahan malam
|
تتجافى : jauh.
|
جنوبـ(هم) : jamak dari جنب :
|
مضاجع jamak dari مضجع : tempat
|
Pinggang
|
berbaring, tempat tidur
|
عمود : tiang
|
ذروة : Puncak
|
سنام : Punuk onta
|
ملاك : kunci semuanya
|
كُفَّ : Tahanlah
|
يكب :
Dimasukkan
|
مناخر(هم) : jamak dari منخر :
|
حصائد : jamak dari حصيدة :
|
hidung
|
panen, buah, akibat
|
ألسنة jamak dari لسان :
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata : Saya
berkata : Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan yang dapat
memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka, beliau
bersabda: Engkau telah bertanya tentang sesuatu yang besar, dan perkara
tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah ta’ala, : Beribadah kepada
Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji.
Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam)
bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu syurga ?; Puasa
adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air
mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail),
kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan
pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau ya Nabi
Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah
Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang
jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu ?, saya berkata : Mau
ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu bersabda: Jagalah ini
(dari perkataan kotor/buruk). Saya berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan
dihukum juga atas apa yang kita bicarakan ?, beliau bersabda: Ah kamu ini,
adakah yang menyebabkan seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda
beliau : diatas hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan
mereka .
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shaheh)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Perhatian shahabat yang
sangat besar untuk mela-kukan amal yang dapat memasukkan mereka ke syurga.
2.
Amal perbuatan merupakan
sebab masuk syurga jika Allah menerimanya dan hal ini tidak bertentangan dengan
sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
“Tidak masuk
syurga setiap kalian dengan amalnya ”. Makna hadits tersebut adalah bahwa
amal dengan sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke syurga selama Allah
belum menerimanya dengan karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
3.
Mentauhidkan Allah dan
menunaikan kewajibannya adalah sebab masuknya seseorang kedalam syurga.
4.
Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab kecintaan Allah
ta’ala kepada hambanya.
5.
Bahaya lisan dan perbuatannya
akan dibalas dan bahwa dia dan mencampakkan seseorang ke neraka karena
ucapannya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Hakekat keselamatan; masuk
syurga dan terhindar dari neraka : 3
: 185
2. Allah
memudahkan setiap upaya kebaikan : 2 : 185
3. Qiyamullail : 17 : 79
4. Keutamaan
Jihad : 61 : 11, 9 : 19
5. Menjaga
lisan : 50 : 18
الحــديث
الثلاثون
HADITS
KETIGAPULUH
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ
تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا،
وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً
لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا.
[حديث
حسن رواه الدارقطني وغيره] .
Dari Abi
Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam dia berkata
: Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka
janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya
janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka
janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat
kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya .
(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).
(Hadits ini dikatagorikan sebagai hadits
dho’if [22]). Lihat Qowa’id wa Fawa’id Minal Arbain An
Nawawiah, karangan Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul
Mashabih, takhrij Syekh Al Albani, hadits no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al
Ulum wal Hikam,oleh Ibnu Rajab).
الحــديث الحادي والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH SATU
عَنْ
أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ
اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي
النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا
عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ .
[حديث
حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة]
Kosa
kata / مفردات :
دلـ(ني) : Tunjukkan
|
أحبـ(ني) :
Mencintai(-ku)
|
(kepadaku)
|
ازهد : Bersikap zuhud-lah
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia
berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai
Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan
manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka
engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka
engkau akan dicintai manusia.
(Hadits
hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1.
Menuntut kecukupan terhadap
dunia adalah perkara wajib, sedang zuhud adalah tidak adanya keter-gantungan
dan terpusatnya perhatian terhadapnya .
2.
Bersikap qanaah terhadap
rizki yang halal dan ridho terhadapnya serta bersikap ‘iffah dari perbuatan
haram dan hati-hati terhadap syubhat.
3.
Jiwa yang merasa cukup dan
iffah serta berkorban dengan harta dan jiwa di jalan Allah merupakan hakekat
zuhud.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Zuhud : 18 : 45-46, 29 : 64, 102 : 1-5
2.
Menghindari penyakit hasad
(dengki) :
الحـديث الثاني والثلاثون
HADITS
KETIGAPULUH DUA
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ
سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه
وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
[حَدِيْثٌ
حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً،
وَرَوَاهُ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَنْ
أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا
سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً]
Kosa kata
/ مفردات :
ضرر :membahayakan diri
|
ضرار :menimbulkan bahaya terhadap orang lain
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin
Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :
“ Tidak boleh melakukan perbuatan(mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan
orang lain “
(Hadits
hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan snad
yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara
mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulul-lah saw, dia tidak
menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan
sebagiannya atas sebagian yang lain).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1.
Larangan melakukan sesuatau
yang berbahaya.
2.
termasuk sesuatu yang
diharamkan adalah sesuatu yang berbahaya seperti rokok, mengendarai kendaraan
dengan ceroboh
الْحَدِيث الثالث
والثلاثون
HADITS
KETIGA PULUH TIGA
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم : لَوْ يُعْطَى النَّاسُ
بِدَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، لَكِنَّ
الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ )) .
[حديث
حسن رواه البيهقي وغيره هكذا، وبعضه في الصحيحين]
Kosa kata
/ مفردات :
يُعطَى : Diberikan
|
ادعى
: Menuduh
|
البيِّنة : Bukti
|
المدعي : Orang yang
menuduh
|
اليمين : Sumpah
|
انكر : Mengingkari
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma,
sesungguhnya Rasulullah saw : Seandainya setiap pengaduan manusia diterima,
niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan darah mereka, karena
itu (agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar mendatangkn bukti
dan sumpah bagi yang mengingkarinya“ .
(Hadits hasan riwayat Baihaqi dan
lainnya yang sebagiannya terdapat dalam As Shahihain)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Seorang hakim harus meminta
dari kedua orang yang bersengketa sesuatu yang dapat menguatkan pengakuan
mereka.
2.
Seorang hakim tidak boleh
memutuskan sebuah perkara dengan menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang
halal.
3.
Pada dasarnya seseorang bebas
dari tuduhan hingga terbukti perbuatan jahatnya.
4.
Seorang hakim harus berusaha
keras untuk mengetahui permasalahan sebenarnya dan menjelaskan hukumnya
berdasarkan apa yang tampak baginya.
5.
Bersumpah hanya diperbolehkan
atas nama Allah.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Hukum harus ditegakkan : 4
: 65, 24 : 51
2.
Penegakkan hukum harus
berdasarkan prinsip yang jelas : 24 : 4, 24 : 23
الحديث الرابع
والثلاثون
HADITS
KETIGA PULUH
EMPAT
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ
اْلإِيْمَانِ [رواه
مسلم]
Kosa kata
/ مفردات :
يغَيـِّر : Merubah
|
أضعف : Yang paling lemah
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya
mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika
tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah)
dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (Riwayat Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Menentang pelaku kebatilan
dan menolak kemunkaran adalah kewajiban yang dituntut dalam ajaran Islam atas
setiap muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya.
2.
Ridho terhadap
kemaksiatan termasuk diantara dosa-dosa
besar.
3.
Sabar menanggung kesulitan
dan amar ma’ruf nahi munkar.
4.
Amal merupakan buah dari iman,
maka menyingkirkan kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan.
5.
Mengingkari dengan hati
diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan pengingkaran dengan tangan dan lisan
berdasarkan kemampuannya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Keutamaan mengatasi kemunkaran : 5 :
78, 7 : 165
2.
Realisasi iman : 2 : 278, 3 :
139, 5 : 23,
3.
Tingkatan iman : 8 : 2
الحـديث الخامس
والثلاثون
HADITS
KETIGAPULUH LIMA
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ
تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى
بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو
الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ .
التَّقْوَى هَهُنَا –وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ – بِحَسَبِ
امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ
عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ [رواه
مسلم]
Kosa kata
/ مفردات :
تحاسدوا : (kalian)
saling dengki
|
تناجشوا : (kalian)
saling menipu
|
تباغضوا : (kalian)
saling membenci
|
تدابروا : (kalian)
saling memu-tuskan hubungan
|
يبع
(يبيع) :
menjual
|
يخذلـ(ـه) :
Merendahkan-(nya)
|
يحقر(ه) :
Menghina-(nya)
|
صدر(ه) : dada (nya)
|
بحسب : Cukup
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian
saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan
janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. . Seorang muslim adalah saudara bagi
muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak
mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya
sebanyak tiga kali-). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina
saudaranya yang muslim . Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya,
hartanya dan kehormatannya “ (Riwayat
Muslim)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Larangan untuk saling dengki
.
2.
Larangan untuk berbuat keji
dan menipu dalam urusan jual beli.
3.
Diharamkan untuk memutuskan
hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga persaudaraan dan hak-haknya karena
Allah ta’ala.
4.
Islam bukan hanya aqidah dan
ibadah saja, tetapi juga didalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah.
5.
Hati merupakan sumber rasa
takut kepada Allah ta’ala.
6.
Taqwa merupakan barometer
keutamaan dan timbangan seseorang.
7.
Islam memerangi semua akhlak
tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Menciptakan pergaulan yang
baik dan harmonis : 49 : 10
2.
Realisasi ukhuwah Islamiyah :
9 : 71
3.
Barometer kehidupan; Taqwa : 49
: 13
4.
Dihormatinya hak dan martabat
seorang muslim: 5 : 32, 22 : 30
الحديث السادس والثلاثون
HADITS KETIGAPULUH ENAM
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ
مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ
عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي
عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ
اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ
بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ
نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
.
Kosa kata
/ مفردات :
نفَّس : Meringankan
atau
menghilangkan
|
كربة
(كرب) : Cobaan berat
|
مُعْسِر : Orang yang
kesulitan
|
|
يسَّرَ : Memudahkan
|
عون :
Pertolongan
|
ستَرَ : Menutupi
سلك : Menempuh
اجتمع : Berkumpul
السكينة : Ketenangan
|
سهّل :
Memudahkan
يتدارسونـ(ـه) : (Mereka) saling
mempelajari-(nya)
|
غشيتـ(هم) : Liputi, curahkan
|
|
حفتـ(هم) : mengelilingi (mereka)
|
(kepada mereka)
|
يسرع : Segera
|
بطأ : Lambat
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah
saw bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya
hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan
Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib)
seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh
jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah
dan mempelajarinya diantara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka
ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi
malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan
siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak
akan dipercepat oleh nasabnya.
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث :
1.
Siapa yang membantu seorang
muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari
kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang
sangat sulit tersebut.
2.
Sesungguhnya pembalasan
disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis perbuatannya.
3.
Berbuat baik kepada makhluk
merupan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala.
4.
Membenarkan niat dalam rangka
mencari ilmu dan ikhlas didalamnya agar tidak menggugurkan pahala sehingga
amalnya dan kesungguhannya sia-sia.
5.
Memohon pertolongan kepada
Allah ta’ala dan kemudahan dari-Nya, karena ketaatan tidak akan terlaksana
kecuali karena kemudahan dan kasih sayang-Nya.
6.
Selalu membaca Al Quran,
memahaminya dan mengamalkannya.
7.
Keutamaan duduk di rumah
Allah untuk mengkaji ilmu.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Menumbuhkan kepekaan sosial :
107 : 1-7, 70 : 24
2.
Menjaga nama baik seseorang :
49 : 11
3.
Menumbuhkan tradisi ilmiah : 96
: 1, 170 : 36.
4.
Berinteraksi terhadap Al
Quran : 73 : 4, 47 : 24, 33 : 36
الحديث السابع
والثلاثون
Hadits ketigapuluh tujuh
عَنْ
ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم
فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ
الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا
فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ
كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ
عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ
سَيِّئَةً وَاحِدَةً "
[رواه البخاري
ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]
Kosa kata /
مفردات :
بيَّـن : Menjelaskan
|
همَّ : Menjelaskan
|
ضعف (أضعاف) : Kelipatan
|
سئية : Keburukan
|
Terjemah
hadits / ترجمة الحديث :
Dari
Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah saw sebagaimana dia
riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah
telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut :
Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka
dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat
melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai
sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang
banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak
melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat
kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.
(Riwayat
Bukhori dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).
Pelajaran.
1.
Kasih sayang Allah terhadap
hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya menyeluruh sedang
pemberian-Nya tidak terbatas.
2.
Sesungguhnya apa yang tidak
kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan dan dipaksa menunaikannya.
3.
Allah tidak menghitung
keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika kemudian dibuktikan
dengan amal perbuatan dan praktek.
4.
Seorang muslim hendaklah
meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya, diharapkan dengan begitu
akan ditulis pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap untuk
melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.
5.
Semakin besar tingkat
keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.
Tema
hadits / موضوعات الحديث :
Anjuran berlomba-lomba untuk
kebaikan : 2 : 148, 23 : 61
الحديث الثامن
والثلاثون
Hadits Ketigapuluh delapan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ اللهَ تَعَالَى
قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ
إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ
يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا
أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ
بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا،
وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ [رواه
البخاري]
Kosa kata
/ مفردات :
عادى : Memusuhi
|
آذنـ(تـ)(ـه) : (Aku) izinkan,
|
تقرب : Mendekatkan diri, beribadah
|
umumkan
(kepadanya)
|
النوافل jamak dari نافلة (perkara-
|
افترضـ(تـ)(ـه) : (Aku) wajibkan
|
perkara
sunnah)
|
(padanya)
|
استعاذ(ني) : Minta perlindungan
|
يبطش : Memukul, menampar.
|
(kepada-Ku)
|
أعيذنـ(ـه) : (Aku) lindungi (dia)
|
Terjemah hadits / ترجمة
الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata :
Rasulullah saw bersabda : Sesungguhya Allah ta’ala berfirman : Siapa yang
memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya
seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan
kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil
(perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika
Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk
mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang
digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia
meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan
dari-Ku niscaya akan Aku lindungi “ Riwayat Bukhori.
Pelajaran
yang dapat diambil dari hadits/الفوائد
من الحديث:
1.
Besarnya kedudukan seorang
wali, karena dirinya diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.
2.
Perbuatan-Perbuatan fardhu
merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala .
3.
Siapa yang kontinyu
melaksanakan sunnah dan menghindar dari perbuatan maksiat maka dia akan meraih
kecintaan Allah ta’ala .
4.
Jika Allah ta’ala telah
mencintai seseorang maka dia akan mengabulkan doanya.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Pemahaman yang benar tentang wali : 10 : 62-64
2.
Keutamaan ibadah nawafil
(sunnah) : 35 : 32
3.
Kekuatan dari Allah : 22
: 40, 18 : 39,
الحديث التاسع
والثلاثون
HADITS
KETIGAPULUH SEMBILAN
عَنِ
ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه
وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ
وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ [حديث
حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما]
Kosa kata / مفردات :
تجاوز : Melewatkan,
memaafkan
|
النسيان : Lupa
|
استكرهوا : (Mereka) dipaksa
|
Terjemah hadits
/ ترجمة الحديث
:
Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma : Sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala memafkan umatku karena aku
(disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang dipaksa “
(Hadits hasan diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan lainnya)
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1.
Allah ta’ala mengutamakan
umat ini dengan menghilangkan berbagai kesulitan dan memaafkan dosa kesalahan
dan lupa.
2.
Sesungguhnya Allah ta’ala
tidak menghukum seseorang kecuali jika dia sengaja berbuat maksiat dan hatinya
telah berniat untuk melakukan penyimpangan dan meninggalkan kewajiban dengan
sukarela .
3.
Manfaat adanya kewajiban
adalah untuk mengetahui siapa yang ta’at dan siapa yang membangkang.
4.
Ada beberapa perkara yang
tidak begitu saja dimaafkan. Misalnya seseorang melihat najis di bajunya akan
tetapi dia mengabaikan untuk menghilangkannya segera, kemudian dia shalat
dengannya karena lupa, maka wajib baginya mengqhada shalat tersebut. Contoh
seperti itu banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqh.
Tema-tema
hadits / موضوعات الحديث :
1.
Toleransi hukum Islam : 22
: 78, 2 : 196
2.
Manusiawi dalam penerapan
hukum : 64 : 16
الحديث الأربعون
Hadits Keempat Puluh
عَنْ
ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ
عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا
أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ
الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ . [رواه
البخاري]
Kosa kata / مفردات :
غريب : Orang asing
|
عابر سبيل : Pengembara
|
أمسيـ(ـت) : (engkau berada) di sore hari
|
أصبحـ(ـت) : (Engkau berada) di pagi hari.
|
منكبـ(ي) : (kedua) pundak (ku)
|
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma
berkata : Rasulullah saw memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda :
Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar
berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu
berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk
(persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori)
Pelajaran :
1. Bersegera
mengerjakan pekerjaan baik dan memperbanyak ketaatan, tidak lalai dan
menunda-nunda karena dia tidak tahu
kapan datang ajalnya.
2. Menggunakan
berbagai kesempatan dan momentum sebelum hilangnya berlalu .
3. Zuhud
di dunia berarti tidak bergantung kepadanya hingga mengabaikan ibadah kepada
Allah ta’ala untuk kehidupan akhirat.
4. Hati-hati
dan khawatir dari azab Allah adalah sikap seorang musafir yang
bersungguh-sungguh dan hati –hati agar tidak tersesat.
5. Waspada
dari teman yang buruk hingga tidak terhalang dari tujuannya.
6. Pekerjaan
dunia dituntut untuk menjaga jiwa dan mendatangkan manfaat, seorang muslim
hendaknya menggunakan semua itu untuk tujuan akhirat.
7. Bersungguh-sungguh
menjaga waktu dan mempersiapkan diri untuk kematian dan bersegera bertaubat dan
beramal shaleh.
8. Rasulullah
memegang kedua pundak Abdullah bin Umar, adalah agar beliau memperhatikan apa
yang akan beliau sampaikan. Menunjukkan bahwa seorang pelajar harus diajarkan
tentang perhatian gurunya kepadanya dan kesungguhannya untuk menyampaikan ilmu
kedalam jiwanya. Hal ini dapat menyebabkan masuknya ilmu, sebagaimana hal itu
juga menunjukkan kecintaan Rasulullah kepada Abdullah bin Umar, karena hal
tersebut pada umumnya dilakukan oleh seseorang kepada siapa yang dicintainya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1.
Hakikat kehidupan : 3
: 185, 10 : 24
2.
Optimalisasi setiap
kesempatan : 103 : 1-3, 94 : 7.
الحديث
الحادي والأربعون
عَنْ
أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ )) [حَديثٌ
حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ ]
Dari
Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin ‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata :
Rasulullah saw bersabda : Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga
hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “ Hadits hasan shahih dan kami
riwayatkan dari kitab Al Hujjah dengan sanad yang shahih.
(Hadits
ini tergolong dho’if. Lihat Qowa’id Wa Fawa’id minal Arba’in An-Nawawiyah,
karangan Nazim Muhammad Sulthan hal. 355, Misykatul Mashabih takhrij Syekh Al
Albani, hadits no. 167, juz 1, Jami’ Al Ulum wal Hikam oleh Ibn Rajab)
الحديث
الثاني والأربعون
HADITS KEEMPATPULUH DUA
عَنْ
أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه
وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي
وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ
آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي
غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ
خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا
مَغْفِرَةً
[رواه الترمذي
وقال حديث حسن صحيح ]
Kosa kata / مفردات :
دعو(تـ)(ني) : (engkau) berdoa, memohon (kepada-Ku)
|
رجو(تـ)(ني) : (engkau) mengharap (kepada-Ku)
|
أبالي : (aku) pedulikan
|
عنان : awan (yang dimaksud adalah banyaknya)
|
قراب : Sepenuh
|
خطايا bentuk jamak dari خطأ (kesalahan)
|
أَتَيْـ(تَـ)(نِي) : (engkau) mendatangi-(Ku)
|
لَقِيْـ(تَـ)(نِي) : (engkau) menemui-(Ku)
|
Terjemah
Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Anas Radhiallahuanhu dia
berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Allah ta’ala berfirman: Wahai
anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka
akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya
dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit
kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai
anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh
bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka
akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata :
haditsnya hasan shaheh).
Pelajaran
yang terdapat dalam hadits / الفوائد
من الحديث:
1. Berdoa
diperintahkan dan dijanjikan untuk
dikabul-kan.
2. Maaf
Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika
dia minta ampun dan bertaubat.
3. Berbaik
sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat dan istighfar.
4. Tauhid
adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5. Membuka
pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal betapapun
banyak dosanya.
Tema-tema hadits / موضوعات الحديث :
1.
Kemurahan Allah ta’ala : 23 : 118, 6 : 133, 7 : 56
2.
Tidak putus asa untuk bertaubat
: 39 : 53, 5 : 74, 3 : 135
3. Yang dimaksud dengan nasehat kepada Allah adalah
beriman kepadanya, tidak menyekutukannya, mensucikannya dari segala kekurangan,
ta’at kepada-Nya dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Nasehat kepada Rasul-Nya
adalah membenarkan risalahnya, beriman kepada semua yang dibawanya,
menghormatinya, melaksanakannya ajarannya dll.
2 comments:
Izin copy smg bermanfaat.
Izin copy smg bermanfaat.
Post a Comment