- Mandi, atau tayamum untuk ihram dan masuk ke kota mekah, walaupun tidak ihrom di dzi thuwa dan juga mandi untuk wuquf di arafah, pada sore harinya untk wukuf di muzdalifah, dan untuk melempar jumrah pada hari tasyriq.
- Memakai wangi-wangian pada badan dan pakaian walaupun dengan wangi-wangian yg berwujud, sebelum ihram dan sesudah mandi dan tidak apa2 jika wanginya tetap ada sampai sesudah ihram, dan juga tidak apa2 wangi-wangian yg berpindah beserta keringat.
- Membaca talbiyah, shalawat kpd nabi saw, dan meminta perlindungan dari neraka tapi jika sudah membaca talbiyah 3 kali.
Dan tetap membaca talbiyah sampai melempar jumrah aqabah tapi tidak disunatkan pd waktu thawaf qudum dan sa'i karena ada warid zikir-zikir yg khusus pd keduanya.
- Thawaf Qudum, sebab menghormati baitullah tapi disunatkannya bagi yang ihram haji dan haji qiran tidak bagi haji tamattu yang masuk ke kota mekah sebelum wukuf.
- Bermalam di mina pada malam arafah dan wukuf di Masy'aril Haram yang berada di gunung di ujung muzdalifah.
Sudah
kita ketahui bersama bahwa haji adalah ibadah yang amat mulia.
Ibadah tersebut adalah bagian dari rukun Islam bagi orang yang mampu
menunaikannya. Keutamaan haji banyak disebutkan dalam Al Qur’an dan As
Sunnah. Berikut beberapa di antaranya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ
الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ
ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا
قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang paling
afdhol?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa
lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan
Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”,
jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 1519)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349). An Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud, ‘tidak ada balasan yang pantas baginya selain
surga’, bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya dihapuskan
sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk surga.”
(Syarh Shahih Muslim, 9/119)
Dari ‘Aisyah—ummul Mukminin—radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، نَرَى الْجِهَادَ
أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ « لاَ ، لَكِنَّ أَفْضَلَ
الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Wahai
Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling
afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang
paling utama adalah haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” (HR. Bukhari no. 1520)
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Siapa
yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak
berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika
dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari no. 1521).
Kelima: Haji akan menghilangkan kefakiran dan dosa. Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ
فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ
خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ
الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Ikutkanlah
umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas,
dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali
surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)
Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ
“Orang
yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh
adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi
panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti
akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Begitu
luar biasa pahala dari berhaji. Semoga kita pun termasuk orang-orang
yang dimudahkan oleh Allah untuk menjadi tamu-Nya di rumah-Nya.
Semoga kita dapat mempersiapkan ibadah tersebut dengan kematangan,
fisik yang kuat, dan rizki yang halal.
Semoga Allah mengaruniakan kita haji yang mabrur yang tidak ada balasan selain surga.sumber: http://kitab-fiqih.blogspot.com/2011/07/sunat-haji.html#.UjpUoawvJdg
0 comments:
Post a Comment